Diketahui, dugaan pelecehan seksual itu terjadi Januari 2024 lalu. Korbannya ialah santriwati yang masih duduk di bangku SMP. Usai mengalami pelecehan, korban langsung melarikan diri dari ponpes. Pihak keluarga baru melaporkan kejadian itu ke polisi, dua pekan setelahnya.
Ketua RT setempat Budi Setiawan membenarkan adanya kejadian itu. Kasus tersebut pun membuat warga sekitar pesantren marah.
Baca Juga:
14 Santriwati Ponpes Bidayatul Hidayah Ujung Tanjung Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia
"Dia [pemilik Ponpes Al Mahdiy] melakukan pelecehan seksual kepada santrinya, itu yang membuat warga marah," kata Budi.
Kemarahan warga itu terlihat dari sejumlah banner yang terpasang di depan Ponpes Al-Mahdiy. Spanduk itu berisi narasi-narasi protes .
"Tutup secepatnya Ponpes Al Mahdiy karena sudah meresahkan warga, tidak ada kata damai untuk tindak asusila, usir pengasuh Ponpes Al Mahdiy dari Desa Pagerwojo," tulis sejumlah banner yang terpasang.
Baca Juga:
Kakek 72 Tahun Pengasuh Ponpes di Trenggalek Jadi Tersangka Pencabulan Santriwati
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.