WahanaNews.co | Kasus pembacokan dan penembakan oleh orang tak dikenal (OTK)
terjadi di warung kopi kawasan Jalan Taman Malaka, Kelurahan Pondok Kelapa,
Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (15/7/2021) tengah malam.
Johanes (22) dan seorang temannya yang menjadi korban kini hanya
terbaring lemas di rumah kontrakan miliknya, Jalan Kampung Setu RT 008 RW 001, Kelurahan
Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Baca Juga:
Hendak Tawuran, Polisi Tangkap 32 Remaja di Duren Sawit
Lukas, abang korban, menceritakan, peristiwa itu berawal dari tiga orang wanita yang
berhenti di warung kopi.
Sebab, wanita yang mengendarai sepeda
motor dengan berbonceng tiga itu diikuti oleh dua orang pria.
"Jadi, si cowok
pelaku itu ngajak kenalan tiga cewek ini, dua enggak mau dan satu cewek yang
akhirnya kenalan ngasih nomor telepon," kata Lukas, Minggu (18/7/2021).
Baca Juga:
Tak Bisa Kembalikan Utang, Pria di Jaktim Diduga Disekap dan Disiksa Selama 3 Bulan
Kedua wanita tersebut menolak
bekenalan karena kekasihnya akan segera datang menjemput di tempat ketiga
wanita itu berhenti.
Tidak lama setelah menolak berkenalan
dengan pelaku, Johanes dan seorang temannya sampai di warung kopi, sekira pukul 23.00 WIB.
Tiba-tiba, pelaku
langsung mengeluarkan sejata api dan menembak rekan Johanes.
Sedangkan seorang pelaku lainnya
membacok Johanes di bagian paha, punggung, dan di
bawah pinggang.
Setelah melihat korban berlumuran
darah, pelaku langsung kabur menggunakan sepeda motor yang dibawanya.
"Kondisi sekitar sepi, pelaku
langsung kabur, adik saya enggak kenal sama cewek-cewek
itu," jelas dia.
Pemilik warung tidak berani melawan
karena takut ditembak pelaku.
Pemilik warung hanya bisa menyaksikan
secara langsung bagaimana kedua korban tersungkur bersimbah darah.
"Saya datang setelah ditelpon,
lalu saya bawa ke rumah, dan pada Jumat (16/7/2021), sekira pukul 03.00 WIB, saya ke Polsek Duren Sawit mau buat
laporan," tutur dia.
Namun, sampai di Polsek, laporannya
ditolak petugas, dengan alasan tidak ada surat visum.
Ia sempat menunjukkan bukti foto kondisi adiknya yang tidak bisa berjalan untuk
dibawa ke rumah sakit guna menjalani visum.
"Karena kalau jalan sedikit itu
darah ngocor terus, makanya saya belum bisa bawa ke rumah sakit,"
jelasnya.
Musibah yang dialami Johanes pun belum
bisa dilaporkan keluarganya secara resmi ke Polsek Duren Sawit, karena tidak memiliki uang untuk melakukan visum di rumah sakit.
Meski anggota Polsek Duren Sawit telah
menyambangi korban ke rumah dan mendatangi TKP, polisi belum juga menangani
kasus tersebut.
"Kalau ada uang, hari ini maunya visum ke rumah sakit, biar
pelaku penusukan dan penembakan adik saya cepat ditangani polisi,"
terangnya.
Lukas mengaku, saat ini
belum bisa melakukan visum di rumah sakit, seperti
yang diminta polisi.
Pekerjaan ibunya sebagai tukang cuci-gosok pakaian di lingkungan tempat tinggalnya, biaya visum di
rumah sakit menjadi permasalahan keluarga.
"Selama ini, adik saya, Johanes, yang bantu ibu cari uang. Siang sampai malam adik saya ngamen di
jalanan," kata dia.
Lukas mengaku sudah membuat pernyataan
di Polsek Duren Sawit terkait kasus tersebut.
Agar penanganan kasus ini berjalan, ia
dan ibunya akan mencarikan pinjaman uang untuk melakukan visum korban di rumah
sakit pada Senin (19/7/2021).
"Mudah-mudahan kami dapat
pinjaman uang untuk visum adik saya. Katanya sih biaya visum sebesar Rp 500 ribu," ujarnya, dengan suara bergetar.
Sementara itu, Kapolsek
Duren Sawit, Kompol Rensa Sastika Aktadivia,
mengatakan, kalau anggotanya tidak menolak laporan korban pembacokan dan
penembakan bernama Johanes.
Alasannya, yang datang mau membuat
laporan adalah abang korban bernama Lukas dan beberapa temannya, pada Jumat (16/7/2021), sekira pukul 03.00 WIB.
Sementara Johanes yang menjadi korban
pembacokan tidak dibawa ke Polsek Duren Sawit.
Selain itu, Lukas tidak bisa
menunjukan bukti visum dari rumah sakit.
"Sama penyidik disampaikan, kalau
mau buat LP, korbannya harus divisum dulu di rumah sakit," kata Rensa.
Visum ke rumah sakit, kata Rensa, perlu ada surat pengantar dari Polsek Duren Sawit.
Kemudian, pergi ke
rumah sakitnya harus diantar anggota Reskrim Polsek Duren Sawit.
Setelah divisum, korban harus
menjalani pemeriksaan awal mengenai kronologis kejadian.
"Kita ini mau jemput korban
dibawa ke Polsek untuk BAP dan buat visum di rumah sakit," terang Rensa.
Setelah laporan diterima, pihaknya
akan menyelidiki kasus ini untuk menangkap pelakunya.
"Kita akan lidik pelakunya,
sekarang anggota sedang jemput bola," tutur dia. [qnt]