WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala KCP BRI Muhammad Ilham Pradipta mulai terungkap setelah Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya menetapkan 15 tersangka yang kini masih menjalani pemeriksaan intensif.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi menyatakan 15 orang tersebut masih diperiksa untuk mendalami peran masing-masing dalam kasus ini.
Baca Juga:
Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Polisi Amankan 7 Pelaku Baru
Kasus ini diduga bermotif fraud atau kecurangan keuangan di BRI dan dimanfaatkan oleh pelaku untuk menekan Ilham, yang mengetahui kasus tersebut, hingga akhirnya nyawanya melayang.
Sebelum penculikan dan pembunuhan terjadi, Rabu (20/8/2025), Ilham diketahui hendak menuju kantor pusat PT Lotte Mart Indonesia di Pasar Rebo, Jakarta Timur untuk bertemu dengan petinggi perusahaan.
Rekaman CCTV menunjukkan mobil korban masuk ke area parkir sebelum pelaku secara paksa memasukkannya ke dalam mobil meski sempat melakukan perlawanan karena sendirian.
Baca Juga:
Penculikan-Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Polisi Tangkap 15 Orang
Pada Kamis (21/8/2025), jasad korban ditemukan warga di persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Korban ditemukan dalam kondisi memilukan dengan kaki terikat dan mata tertutup lakban.
Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Brigadir Jenderal Prima Heru Yulihartono menjelaskan, "Ditemukan tanda kekerasan pada bagian luar dan dalam tubuh korban. Luka-lukanya di bagian dada dan leher akibat benda tumpul," serta dugaan kematian karena kekurangan oksigen akibat tekanan pada tulang leher dan dada. Pemeriksaan toksikologi juga dilakukan untuk mendalami kemungkinan adanya racun dalam tubuh korban.
Para tersangka ditangkap secara terpisah oleh tim Subdirektorat Reserse Mobil dan Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
Enam orang ditangkap Subdit Reserse Mobil dan sembilan orang lainnya oleh Subdit Kejahatan dan Kekerasan.
Tersangka terbagi dalam tiga kluster yaitu tim pengintai, penculik, dan eksekutor yang menyebabkan korban meninggal dan dibuang. Empat orang diduga menjadi otak kejahatan yakni DH, C, YJ, dan AA, sementara eksekutor lapangan AT, RS, RAH, dan RW berhasil ditangkap di berbagai lokasi termasuk saat RW mencoba melarikan diri melalui bandara di Nusa Tenggara Timur.
Otak di balik kasus ini, Dwi Hartono, adalah seorang pebisnis yang memiliki dua perusahaan, PT Hartono Mandiri Makmur dan PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia atau platform Guruku. Ia juga aktif di YouTube melalui kanal "Klan Hartono" dengan lebih dari 169 ribu pelanggan dan sedang menempuh studi magister manajemen di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Kampus Jakarta.
Dwi sebelumnya pernah dipenjara enam bulan pada 2012 atas kasus pemalsuan ijazah SMA. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang Ajun Komisaris Besar Andika Dharma Sena menegaskan, "Iya, benar (pelaku pernah dipenjara) pada 2012 terkait dengan pemalsuan ijazah SMA," sekaligus menjadi otak di balik penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]