WahanaNews.co, Jakarta - Seorang mahasiswi yang terlibat dalam penipuan penjualan tiket konser Coldplay yang digelar di Jakarta pada 15 November 2023, diciduk polisi pada Sabtu (20/3/2024).
Mahasiswi tersebut adalah Denisa Agustin (22). Jumlah uang yang berhasil diraih oleh tersangka tidaklah sedikit, mencapai Rp 1,2 miliar.
Baca Juga:
Tutorial Beli Tiket Proliga 2025 Melalui PLN Mobile, Simak Langkah Berikut Ini!
Sekilas, kasus ini mengingatkan penipuan yang dilakukan seorang mahasiswi Universitas Trisakti bernama Ghisca Debora Aritonang (19).
Melansir Kompas.com, total kerugian yang ditimbulkan oleh Ghisca mencapai Rp 5,1 miliar atau setara 2.268 tiket. Adapun Ghisca sudah terciduk kepolisian sejak November tahun lalu.
Siasat Denisa
Baca Juga:
Jelang Nataru, Erick Thohir Pastikan Harga Tiket Pesawat Turun
Menurut Wakasat Reskrim Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Selatan Komisaris Henrikus Yossi, ada dua modus Denisa agar tiket Coldplay fiktif yang dijualnya laris dibeli korban.
Modus pertama, kata Yossi, pelaku mengungkapkan bahwa orangtuanya memiliki agen travel. Agen travel orangtuanya disebut mendapatkan jatah kuota tiket Coldplay.
“Pelaku saat itu mengaku, orangtuanya memiliki kuota 150 tiket, termasuk beberapa tiket VIP,” ujar Yossi, Selasa (26/3/2024).
Denisa membujuk rayu dengan cara membohongi calon pembelinya bahwa ia bisa menyediakan 310 tiket Coldplay yang berasal dari koneksi keluarganya.
“Pada April 2023 tersangka menyampaikan bahwa orangtuanya punya jatah atau kuota sebanyak 150 tiket Coldplay," ucap Yossi.
"Kemudian, pelaku berdalih punya koneksi dengan penyelenggara dan dia bisa menyediakan tiket dengan total 310 buah,” tutur dia lagi.
Korban yang terbuai iming-iming Denisa mulai mengirimkan sejumlah uang ke rekening pribadi pelaku. Setidaknya, ada 30 transaksi yang terjadi dengan total Rp 1,2 miliar.
Tipu daya Ghisca
Manisnya penawaran Denisa juga dilakukan Ghisca, tersangka dengan kasus yang sama.
Iming-iming harga tiket konser Coldplay yang ditawarkan Ghisca bisa dengan mudahnya menjerat para korban.
Salah satu korban bernama Reza mengaku percaya begitu saja dengan harga tiket kelas ultimate yang dibaderol Rp 15,9 juta. Padahal, harga resminya hanya Rp 11 juta.
Reza tak sendirian. Masih ada enam reseller yang jadi jadi korban Ghisca. Salah satunya adalah FVS yang kehilangan Rp 1,35 miliar untuk 700 tiket.
Korban selanjutnya adalah SG senilai Rp 73 juta atau 58 tiket. Lalu, ada AR dengan kerugian Rp 1,3 miliar atau 400 tiket, serta CL senilai Rp 230 juta.
Ghisca memang telah menjadi penjual atau reseller tiket konser internasional sejak 2022. Sebelumnya, dia bisa mempertanggungjawabkan dagangannya kepada sang pembeli.
Namun, tidak untuk konser Coldplay bertajuk “Coldplay Music of The Sphere World Tour” yang dihelat di Jakarta, 15 November 2023.
Kasus Denisa sempat mandek
Penyidik Polres Metro Jakarta Selatan baru dapat mengungkap kasus penipuan tiket konser Coldplay oleh Denisa setelah Chris Martin dkk manggung hampir lima bulan lalu.
Yossi mengakui bahwa penyidik menemui sejumlah tantangan dalam proses pengungkapan kasus ini.
"Intinya, ada serangkaian proses penyidikan yang perlu kami dalami, termasuk sejumlah alat bukti yang harus kami kumpulkan," ujar Yossi.
Salah satunya menyangkut transaksi antara korban dengan pelaku. Jumlah transaksi lebih dari 30 dengan total kerugian sekitar Rp 1,2 miliar.
Semua hal tersebut harus diselidiki secara detail satu per satu. Selain itu, tim penyidik juga menghadapi tantangan ketika mencari tahu cara kerja yang digunakan oleh Danisa.
Modus operandi Danisa dimulai dengan menawarkan iming-iming kepada korban, seperti mengklaim bahwa orang tuanya bekerja di sebuah agen perjalanan dan memberikan janji akan pembatalan tiket VIP dalam jumlah tertentu.
"Pemberitahuan ini tidak diberikan secara langsung, melainkan secara bertahap. Oleh karena itu, kami harus melakukan penyelidikan secara cermat dan mengumpulkan bukti-bukti dengan teliti," kata Yossi.
Tidak hanya itu, jumlah korban yang cukup besar juga menjadi masalah. Meskipun tidak semua korban melaporkan kerugian mereka kepada polisi, tim penyidik harus tetap memeriksa semua orang yang terkena dampak.
Yossi menyangkal klaim bahwa polisi mengalami kesulitan dalam melacak keberadaan Danisa. Menurutnya, tersangka tersebut tinggal di DKI Jakarta dan terus dipantau oleh tim penyidik hingga bukti yang cukup terkumpul.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]