WahanaNews.co | Theresia Dewi bersama anaknya, Okta Ali Abrianto asal Magelang diduga kuat jadi korban pembunuhan Mbah Slamet, dukun pengganda uang asal Banjarnegara, Jawa Tengah.
Keduanya merupakan warga Perum Tanjung Harapan, Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Baca Juga:
Ketua DPRD Magelang Ajak Masyarakat Berpartisipasi Gunakan Hak Pilih di Pilkada
Wanita berusia 49 tahun itu dinyatakan hilang sejak November 2021, usai berpamitan pergi ke Banjarnegara ditemani anak pertamanya, Okta Ali Abrianto.
Terungkapnya identitas Theresia Dewi sebagai salah satu korban pembunuhan Mbah Slamet setelah pihak keluarga melaporkan ke posko aduan orang hilang di Polres Banjarnegara.
Kakak Theresia Dewi, Yusuf Edi Gunawan (64) mengungkapkan pihaknya telah telah melakukan tes DNA untuk mencocokkan dengan jasad korban.
Baca Juga:
Target Pajak KPP Pratama Magelang Capai 72 Persen Hingga Oktober 2024
Ia sangat yakin adik dan keponakannya, Okta Ali sebagai korban pembunuhan karena melihat sejumlah barang yang ditemukan di liang lahat korban.
"Barang buktinya itu sudah identik, saya lihat jam tangan adik saya itu. Jaket Pemuda Pancasila, ada label nama yang tertulis nama Okta," kata dia.
"Lalu, kunci mobil yang masih ada di dalam saku celana. Untuk mobilnya sampai sekarang belum diketahui, masih dalam penyelidikan," ungkapnya, Sabtu (8/4/2023), dikutip dari TribunJogja.com.
Sebelum dinyatakan hilang pada November 2021, Theresia disebut memiliki yang Rp 360 juta dan mobil baru Honda Mobilio.
Yusuf Edi menjelaskan, soal uang itu diketahui dari cerita Vina, istri korban Okta Ali.
"Dari cerita Vina (istri korban Okta Ali Abrianto), dia (Theresia Dewi) sebelum pergi itu dapat uang, 'Jadi dapat uang Rp360 juta, Pakde. Terus uangnya buat beli mobil itu Rp 75 juta. Besok pamit ya itu... pergi," ujarnya menirukan cerita Vina, melansir dari TribunJogja.com, Selasa (11/4/2023).
"Saya mengira ya dapat proyek, wong sok ana (selalu ada) kenalan-kenalan garapi proyek. Pagi pergi, sore, malamnya sudah nggak bisa (dihubungi)," lanjutnya.
Yusuf turut menceritakan, Theresia dan anaknya diketahui pergi ke Banjarnegara menggunakan sebuah mobil bermerek Honda Mobilio berwarna silver.
Namun, dirinya tidak mengetahui pelat nomor kendaraan itu. Sebab, mobil itu pun belum pernah dilihatnya.
"Bawa mobil (ke Banjarnegara), Mobilio silver. Pelat nomornya nggak tahu, itu mobil baru beli kok, kata Vina. Habis beli mobil terus ke Banjar (Banjarnegara). Saya belum pernah melihat langsung mobil itu, jadi gak mengerti apa itu beli baru, bekas atau sewa," tuturnya.
Ia menambahkan, hingga sekarang dirinya pun tidak mengetahui pasti keberadaan mobil tersebut.
Namun, kunci mobil itu ditemukan di dalam saku celana milik Okta Ali Abrianto saat ditemukan jenazahnya.
"Belum sempat tanya-tanya hal itu, kami kemarin ke sana nggak mikir mobilnya, yang penting adik saya ketemu, Alhamdulillah," tuturnya.
Yusuf mengatakan, setelah hilang kontak dengan adik dan keponakannya tersebut, beberapa keluarga terdekat sempat memimpikan kedua korban.
"Yang diimpikan itu anak keempat saya Devi, itu sebelum puasa. Dia bilang kalau adik saya sama Okta datang ke rumah. Ibunya ngomong paling ya kembange turu (bunga tidur), ya sudah didoakan yang baik-baik saja. Kemudian, istri saya juga baru-baru ini dimimpiin katanya korban datang ke rumah tapi cuma diam saja," ujarnya.
Sementara itu, Yusuf dan keluarga mengaku cukup lega korban bisa ditemukan meskipun dalam kondisi tidak bernyawa.
Setidaknya, jenazah korban sudah kembali ke keluarga dan dapat dimakamkan dengan cara yang baik.
Kedua korban akan dimakamkan di TPU Giriloyo, Magelang pada Selasa (11/4/2023).
Sebelum dimakamkan, kedua jenazah akan ditransitkan terlebih dahulu di rumah milik Yusuf yang lokasinya tak jauh dari pemakaman tersebut.
"Dimakamkan kan di blok J 3.Dibuat bersebelahan tidak satu liang, di sana juga sudah ada makam Mbah (ibu) dibuat berdekatan." kata dia.
"Nanti, disemayamkan di rumah saya, transit sekitar setengah jam atau satu jam, habis itu dimakamkan. Karena ini permintaan teman-teman dan saudara banyak sekali," terang Yusuf. [eta/ast]