WAHANANEWS.CO, Magelang - Upaya pemerintah dalam membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Pasuruhan di kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur menuai pujian dari berbagai kalangan.
Salah satunya datang dari Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran, yang menilai pembangunan TPST ini sebagai langkah konkret menjaga kehormatan dan daya saing pariwisata Indonesia di mata dunia.
Baca Juga:
RI Targetkan 30 PLTN hingga 2060, ALPERKLINAS Soroti Transfer Teknologi dan Kompetensi SDM
“Tempat wisata harus bebas sampah. Tidak ada kompromi soal ini. Borobudur adalah wajah Indonesia di mata dunia. Kalau kawasan sekitarnya kumuh dan penuh limbah, yang tercoreng bukan hanya reputasi pariwisata, tapi juga martabat bangsa,” ujar Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, Jumat (13/6/2025).
Pembangunan TPST Pasuruhan yang kini telah rampung 100 persen, menurut Tohom, mencerminkan komitmen pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam membenahi persoalan mendasar yang selama ini kerap diabaikan: manajemen sampah di destinasi wisata.
“Presiden Prabowo paham, pariwisata tidak bisa dilepaskan dari isu keberlanjutan. Infrastruktur seperti TPST bukan proyek tempelan, tapi elemen fundamental agar tempat wisata benar-benar berkelas dunia,” lanjutnya.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Investasi Rp 358 Triliun untuk Sektor Ekonomi Hijau di Kawasan Ekonomi Batam, Bintan dan Tanjung Pinang
TPST Pasuruhan dibangun di atas lahan 3 hektare dan mampu mengolah hingga 100 ton sampah per hari. Dilengkapi teknologi Refused Derived Fuel (RDF), fasilitas ini mampu mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif untuk industri semen.
Bagi Tohom, teknologi ini bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga membuka jalan bagi ekonomi sirkular berbasis sampah.
“Sampah jangan dilihat sebagai musibah, tapi peluang. Dengan RDF, kita ubah beban menjadi sumber daya. Itu yang saya sebut solusi cerdas,” katanya.