WahanaNews.co, Jakarta - Kebohongan Aep terkait kasus Vina Cirebon mulai terkuak. Aep mengklaim bahwa dia menyaksikan para pelaku melempari batu dan mengejar Eky dan Vina. Namun, ada ketidaksesuaian dalam kesaksiannya.
Aep mengisahkan bahwa pada malam sekitar pukul 21.30 WIB, dia pergi keluar untuk membeli rokok di warung di sebelah SMP 11 Cirebon.
Baca Juga:
Sejumlah Nama yang Terseret di Kasus Pembunuhan Vina Cirebon
"Saya sedang membeli rokok dan makanan ringan di warung di samping SMP 11," kata Aep ketika diwawancarai oleh Dedi Mulyadi.
Dia mengklaim bahwa saat berada di warung, dia melihat motor yang dikendarai oleh Eky dan Vina, lalu kelompok pemuda yang sekarang menjadi terpidana melempari mereka dengan batu.
"Motor korban lewat, lalu dilempari dengan batu, dan mereka langsung kabur dan dikejar oleh sekelompok anak muda yang sering berkumpul di sana," kata Aep.
Baca Juga:
Alasan LPSK Tolak Permohonan Perlindungan 9 Orang dalam Kasus Vina
Setelah menyaksikan kejadian tersebut, Aep mengaku langsung pulang.
"Saya merasa takut dan langsung pulang. Mereka yang mengejar motor itu ada empat orang di motor. Saya takut dan pulang," tambahnya.
Namun, kenyataannya, warung yang dimaksud hanya terletak di dalam gang dan di seberang SMP 11 Cirebon. "Kami berjualan di sini, tapi kami tidak mengetahui apa-apa," kata ibu pemilik warung tersebut, mengutip Tribunnews.
Warung itu tutup pada pukul 00.00 WIB.
Pemilik warung bahkan tidak melihat adanya insiden kejar-kejaran motor seperti yang diceritakan oleh Aep.
"Tapi pada waktu itu, sekitar pukul 9 atau 10 malam, tidak ada orang. Tidak ada orang yang lewat, tidak ada kejadian seperti itu," tambahnya.
Seorang penduduk bernama Fery sangat meragukan kesaksian Aep. Menurutnya, jarak antara warung dan lokasi di mana para pelaku sering berkumpul sangatlah jauh.
"Saya tidak tahu bagaimana dia (Aep) bisa melihat Pegi dan teman-temannya melempari korban," kata Fery.
Perlu diingat bahwa Eky dan Vina tewas di Desa Kepompingan, Talu, Kabupaten Cirebon pada Sabtu, 26 Agustus 2016 lalu. Dalam dakwaan, Eky dan Vina mengenakan jaket geng motor saat itu.
Mereka diserang oleh sekelompok 11 pelaku dan dilempari dengan batu. Kemudian, pelaku mengejar Eky yang membawa Vina.
Di Jembatan Talu, pelaku memukul Eky dengan kayu hingga jatuh. Setelah itu, mereka dibawa ke lahan kosong di belakang showroom, tempat mereka dianiaya hingga tewas.
Beberapa hari setelah kejadian itu, Aep melaporkan insiden tersebut kepada ayah Eky, Rudiana.
Sebagai tanggapan atas laporan tersebut, Rudiana bersama 4 anggota Satuan Narkoba menangkap 8 pelaku. Sebagai hasil dari laporan itu, Aep bahkan menjadi target kejahatan oleh salah satu pelaku, Rifaldi alias Ucil.
"Kalau mau nganu orang sih urusin aja yang kemarin jadi saksinya kita malah kita ngoceh sama bawa-bawa anak geng motor," tulis akun Ucil.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]