Dalam proses pemeriksaan, petugas menemukan benda yang diduga sebagai senjata api di sekitar lokasi, menambah misteri atas peristiwa yang sudah menegangkan itu.
Identitas FN segera menjadi sorotan publik. Ketua RT di tempat tinggalnya, Danny Rumondor, menyebut bahwa FN sudah tinggal bersama ayahnya di kawasan itu selama sekitar tujuh tahun namun dikenal sangat tertutup dan jarang bergaul dengan warga sekitar.
Baca Juga:
Polisi Ungkap Identitas Siswa Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta
“Dia tidak pernah bergaul dengan anak-anak di sini, kalau keluar rumah pun hanya saat berangkat sekolah, biasanya dibonceng bapaknya,” ujar Danny, melansir Tribun Jakarta, Senin (10/11/2025).
Menurut Danny, perubahan sikap FN mulai terlihat sejak pindah ke SMA dan tinggal di Kelapa Gading.
Dulu saat SMP di Sukapura, FN masih berperilaku normal dan kadang bermain dengan teman sebayanya, namun setelah pindah, ia menjadi sosok penyendiri yang jarang berbicara bahkan dengan penghuni rumah tempat ia tinggal.
Baca Juga:
Ledakan SMAN 72 Jakarta, Polisi Temukan Serbuk Mencurigakan di Rumah Terduga Pelaku
“Katanya sejak SMA dia lebih banyak di kamar, jarang keluar rumah, bahkan dengan majikan bapaknya pun dia tidak pernah menyapa,” tambahnya.
Usai ledakan, polisi menggeledah rumah FN dan membawa sejumlah barang yang diduga berkaitan dengan peristiwa di SMAN 72, memperkuat dugaan bahwa FN telah merencanakan tindakannya.
Dari pihak sekolah, kesaksian rekan-rekan FN mulai bermunculan. Salah seorang siswa kelas XI, berinisial ZA, menyebut FN sering menjadi korban perundungan (bullying) di sekolah dan diduga menyimpan dendam terhadap pelaku-pelaku perundungan itu.