WahanaNews.co | Pasutri Porepadang (54) dan Sabriani (50) di Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) ditemukan dalam keadaan tewas bersimbah darah di kediamannya.
Anak korban bernama Marvel (14) juga ditemukan terluka dan kini kritis di rumah sakit.
Baca Juga:
Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis di Mamasa
Peristiwa nahas ini terjadi di Kelurahan Aralle, Kecamatan Aralla, Mamasa, sekitar pukul 07.00 Wita, Minggu (7/8/2022). Polisi belum menyimpulkan adanya dugaan pembunuhan dalam insiden ini lantaran dengan alasan masih menyelidiki.
"Betul, suami istri yang meninggal," kata Kapolres Mamasa AKBP Harry Andreas saat dikonfirmasi, Minggu (7/8).
Harry mengatakan korban pasutri tersebut masing-masing mengalami luka di bagian kepala.
Baca Juga:
Rencana Budi Daya Ikan Air Tawar di Pegunungan Sulbar, Meningkatkan Pendapatan Mamasa
"Di bagian kepala (luka), tapi tidak sama persis," bebernya.
Kedua jenazah pasutri itu pun masih diperiksa atau divisum. Polisi belum memberikan keterangan lebih lanjut soal penyebab kematian keduanya sampai ada hasil visum.
"Namun untuk lebih jelasnya masih menunggu hasil VET (visum et repertum) dari Puskesmas Aralle," tutur Harry.
Harry mengaku pihaknya tak akan berspekulasi terkait adanya dugaan pembunuhan dalam kasus kematian pasutri dan menyebabkan anak korban kritis.
"Belum bisa menyimpulkan, masih kita dalami dulu dan menunggu hasil penyelidikan," imbuhnya.
Sementara itu, salah satu warga Kelurahan Aralle, Salomina mengungkapkan bahwa pasutri ditemukan tewas dengan tubuh penuh darah. Anak korban bernama Marvel juga demikian.
"Suami istri penuh darah, dari hidung dari mulut, ada juga di sini (luka bagian kepala)," tutur Salomina yang juga kerabat korban saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (7/8).
"Anaknya (Marvel) keluar darah dari hidung, dari mulut, tapi tidak sadar juga, nanti kugoyang-goyang baru ada goyang sedikit," sambungnya.
Diketahui kasus kematian pasutri di Mamasa terungkap dari anak pertama korban bernama Amanda (20). Anak korban yang baru terbangun kaget melihat jenazah kedua orang tuanya sehingga meminta pertolongan ke warga.
"Saya langsung lari masuk menangis, sampai di dalam saya dapat terlentang di dalam tiga orang, yang mamanya miring, suaminya terlentang, lalu itu anaknya kecil di bagian bawah," terang Salomina.
Salomina sempat mengecek kondisi pasutri Porepadang dan Sabriani. Karena ikut panik, dirinya pun memberitahukan situasi ini ke warga lainnya.
"Tidak jelas kulihat (lukanya) karena saya panik, karena takut ka' juga, saya masuk, darahnya saja kulihat, penuh darah," pungkas Salomina.
Uang Korban Rp 10 Juta Hilang
Pasutri Porepadang dan Sabriani yang ditemukan tewas ini diketahui kehilangan uang senilai Rp 10 juta. Berdasarkan kesaksian warga, korban memang dikenal sebagai pengusaha.
"Informasi yang saya dapat ada uang tunai yang hilang," kata Lurah Aralle, Nur Endang Ramlan kepada wartawan di lokasi kejadian, Minggu (7/8).
Polisi turut membenarkan adanya uang korban yang hilang senilai Rp 10 juta berdasarkan informasi dari keterangan anak korban, Amanda (20).
"Menurut keterangan dari anak yang perempuan (Amanda), ada uang sekitar Rp 10 juta, hampir Rp 11 juta seperti itu (hilang)," ungkap Kapolres Mamasa AKBP Harry Andreas.
Uang tersebut dari hasil usaha yang dikelola Amanda. Usaha yang dijalankan yakni sebagai agen yang melayani transaksi perbankan.
"Menurut yang bersangkutan, hasil usaha BRIlink, yang mengelola memang anak yang perempuan (Amanda)," pungkasnya.
Suami Seorang Kepala Sekolah\Korban Porepadang diketahui seorang kepala sekolah di SMAN 2 Buntu Malangka. Kasus tewasnya Porepadang bersama istrinya, Sabriani, masih dalam penyelidikan polisi.
"Kalau suaminya (Porepadang) kepala sekolah, SMAN 2 Buntu Malangka," ujar salah satu warga setempat, Suarno saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (7/8).
Sementara Camat Aralle M Ilyas meminta warga tidak terprovokasi atas kejadian ini. Masyarakat diminta tetap tenang sampai kasus ini diusut tuntas oleh aparat kepolisian.
"Saya mohon tetap menjaga keamanan dan ketertiban, jangan kita berspekulasi terhadap kejadian ini, serahkan penuh kepada aparat kepolisian," pungkasnya. [qnt]