WahanaNews.co | Seorang tahanan kasus narkoba di Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Abdul Kadir (AK), dilaporkan tewas, Jumat (28/4).
Ia diduga meregang nyawa usai dianiaya 13 tahanan lainnya, akibat kelalaian 4 polisi.
Baca Juga:
Pesta Seks Tukar Pasangan di Kota Batu, Tiap Peserta Bayar Rp825 Ribu
Kabar meninggalnya AK ini diungkap oleh sang istri, Sitiyah. Awalnya ia menerima informasi dari polisi kalau suaminya kritis, karena sesak napas pukul 07.00 WIB di hari itu.
Namun, 30 menit kemudian ia dikabari bila suaminya telah meninggal dunia di RS PHC. Belakangan diketahui AK meninggal saat dalam perjalanan dilarikan ke RS.
Jenazah kemudian dipulangkan ke rumah duka. Namun Sitiyah merasa ada hal janggal dari kematian suaminya. Keluarga kemudian membuka kain kafan AK, dan benar saja, yang ditemukan adalah luka dan lebam.
Baca Juga:
Di Sumenep Rumah Ketua Relawan Prabowo-Gibran Dirusak Orang Tak Dikenal
"Saya merasa janggal, alasan polisi yang menyebut meninggalnya suami saya karena sesak napas. Pas di rumah, keluarga membuka kain kafan dan melihat ada luka lebam," kata Sitiyah.
Luka tersebut salah satunya ditemukan di kepala AK. Bahkan, luka itu masih mengucurkan darah. Lalu tiga luka di belakang leher dan sejumlah luka lain di bagian tangan serta sebagian tubuh.
Keluarga menduga, AK meninggal karena disiksa. Pasalnya suaminya itu tidak punya riwayat sakit apapun. Berat badannya juga turun drastis.