WahanaNews.co, Jakarta - Aris Tokra Tomasoa, anak pertama dari pasangan lansia yang meninggal di Bogor, membantah tuduhan bahwa ia dan saudara-saudaranya telah menelantarkan orang tua mereka.
Aris, yang bekerja sebagai sopir, menyebutkan bahwa kondisi ekonomi mereka saat ini memang sulit. Bersama pengacaranya, Andreas, ia mengklarifikasi bahwa tuduhan tersebut tidak benar.
Baca Juga:
KPU Kota Pekalongan Fasilitasi Pendampingan Pemilih Disabilitas dan Lansia Pilkada 2024
Andreas menegaskan bahwa klaim bahwa mereka tidak merespons berita kematian orang tua atau tidak mengunjungi orang tua sejak 2017 adalah tidak akurat.
Menurutnya, Aris dan keluarganya pernah tinggal bersama orang tua mereka sejak rumah dibeli pada 2018, namun Aris terpaksa pindah karena pekerjaan. Meskipun situasi ekonomi mereka tidak stabil, Andreas menjelaskan bahwa Ciro, anak bungsu, sering berkunjung karena tinggal di Jakarta.
"Jujur saya sampaikan di sini bahwa pekerjaan dari Pak Aris adalah sopir, lalu anak kedua yaitu Pak Bradley juga sedang dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil," ungkapnya, melansir Tribunnews, Senin (22/7/2024).
Baca Juga:
Modus Usir Setan, Lansia di Jakut Jadi Korban Penipuan Rugi Rp500 Juta
"Dan juga di sini Ciro lah yang memang banyak sering (berkunjung) karena tinggal di jakarta dan anak terakhir," sambungnya.
Kata Andreas, pihak keluarga mendiang tetap memberikan atensi baik kepada orang tua dengan melibatkan orang lain.
"Yang menjadi atensi disini bahwa keluarga tetap memberikan atensi baik kepada kedua orangtua yaitu dengan tokoh teh Eka dan Pak Suanda yang sering dimintakan oleh keluarga atau anak-anak mendiang ini untuk mensupervisi keadaan sehari-hari di sana," jelasnya.