WahanaNews.co, Jayapura - Atmaji Sapto Anggoro, seorang anggota Dewan Pers, menyatakan bahwa industri media merupakan bisnis yang bergantung pada kecerdasan karena memerlukan tingkat intelektual dan kreativitas yang tinggi.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara dalam acara pelatihan manajemen media daring yang diselenggarakan oleh Asosiasi Wartawan Papua – AWP di Hotel Suni Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua, pada Senin (25/3/2024).
Baca Juga:
PWI Gugat Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu Rp 100,3 Miliar
Sapto menjelaskan bahwa industri media merupakan jenis bisnis yang mengandalkan pemikiran cerdas, lantaran membutuhkan tingkat kecerdasan dan kreativitas yang tinggi.
Dia menekankan bahwa kemampuan untuk berpikir secara ilmiah mengandalkan bagian otak kanan, sementara kreativitas mengandalkan bagian otak kiri.
“Secara proses [jurnalistik] berada di kepala,” ujarnya.
Baca Juga:
Antara MASDUKI dan DUMISAKE
Bisnis media, kata Sapto, berbeda dengan bisnis manufaktur atau pabrik. Menurutnya, bisnis pabrik itu lebih mementingkan mesin daripada sumber daya manusia sedangkan bisnis media membutuhkan isi kepala dari sumber daya manusianya.
"Pertimbangan utama dalam bisnis pabrik adalah bukanlah orangnya, tetapi mesinnya. Namun, dalam bisnis media, yang dibutuhkan adalah isi kepala dari individu," katanya.
Pendiri Tirto.id ini menjelaskan bahwa media memerlukan sumber daya manusia yang memiliki ide, kreativitas, dan kecerdasan.
Dia memberikan contoh seperti Kompas dan detik.com yang awalnya tidak memiliki apa-apa tetapi berhasil berkembang menjadi besar.
"Yang kita miliki hanyalah ide atau gagasan, kreativitas, dan kecerdasan yang semuanya terletak dalam kepala. Kompas dan detik.com, yang awalnya tidak memiliki apa-apa dan kemudian berkembang menjadi besar, adalah hasil dari kecerdasan dan pola pikir yang dimiliki individu," katanya.
Diketahui, Asosiasi Wartawan Papua (AWP) menggelar pelatihan pengelolaan media online bagi sejumlah wartawan dan pimpinan media se Tanah Papua di Kota Jayapura, Provinsi Papua. Pelatihan akan berlangsung selama tiga hari yakni senin 25 hingga rabu 27 maret 2024 dan akan diakhiri dengan rapat kerja (Raker I) AWP.
Pelatihan yang dipusatkan di salah satu hotel di kota Jayapura Papua itu dibuka secara resmi oleh staf ahli Gubernur Papua Bidang Kemasyarakatan dan SDM Elsye Rumbekwan.
Dalam sambutannya Ia mengapresiasi pelaksanaan kegiatan pelatihan dan raker AWP tersebut.
Pelatihan dan rapat kerja adalah dua momentum penting. Kenapa penting,karena ini sesuai tugas pokok sebagai seorang wartawan," kata Rumbekan dalam sambutan pembukaan wewakili Gubernup Papua.
"Atas nama pemprov berikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ini adalah wadah baru namun solid dan berikan kerja secepat kilat," ujarnya.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi Papua selalu mendukung penuh perkembangan Media dan Insan Pers di Tanah Papua, termasuk kegiatan yang dilakukan oleh para jurnalis papua yang tergabung dalam Asosiasi Wartawan Papua atau AWP.
Pemerintah Provinsi Papua berdasarkan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku dengan memperhatikan kemampuan fiskal daerah akan terus memperhatikan geliat industri media di Papua terlebih khusus media-media yang dikelola OAP" Tandasnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Wartawan Papua (AWP) Elisa Sekenyap dalam sambutannya menyampaikan sejarah singkat terbentuknya wadah jurnalis orang asli papua yang di namakan AWP ini. Sejatihnya AWP berdiri pada tahun 2017.
"AWP berdiri pada tahun 2017 dengan nama Forum Calon Pempinan Papua, wadah ini di dirikan oleh beberapa wartawan Papua," kata Elisa.
Menurut Elisa, pada awal pendirian hanya berbentuk komunitas, bahkan membentuk grup WhatsAp dan melakukan diskusi-diskusi, tetapi juga pelatihan pengelolaan dan penggunaan media online hingga akhirnya membentuk forum resmi yang dinamakan AWP.
"Jadi mimpi membentuk Forum hingga menjadi AWP adalah harapan jurnalis asli Papua agar berkumpul dalam satu wadah,tentunya untuk belajar menulis,mengelola media, belajar berbisnis media, belajar publik-speaking, belajar bahasa-asing tetapi juga meningkatkan kualitas dan kapasitas diri sebagai jurnalis asli Papua," Jelas Sekenyap.
Pelatihan pengelolaan media online dan raker Asosiasi Wartawan Papua tersebut dihadiri puluhan para jurnalis OAP dari berbagai provinsi dan Kabupaten se-Tanah Papua.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]