WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengarahan pada ratusan pejabat Polri di Istana Negara, Jumat (14/10/22). Namun, pengarahan tersebut dilakukan secara tertutup.
Seluruh awak media diperintahkan untuk meninggalkan ruangan saat Jokowi hendak memberikan arahan. Sebelumnya, saat Kapolri memberikan sambutan wartawan masih diperbolehkan meliput di ruangan tersebut.
Baca Juga:
Polri Beli Pesawat Bekas Seharga Rp995 Miliar dari Irlandia
Sebelumnya Jokowi memanggil ratusan perwira tinggi dan menengah Polri ke Istana.
Ratusan perwira Polri dari tingkat pimpinan kepolisian resor hingga daerah (Polres dan Polda) dengan pangkat AKBP hingga Inspektur Jenderal mulai berkumpul di Gedung Krida Bakti, Sekretariat Negara, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Jumat siang sekitar 11.06 WIB.
Rombongan polisi itu tiba menggunakan belasan bus dikawal dengan iring-iringan pengawal polisi. Bus-bus itu terparkir di sekitar Jalan Veteran III. Rombongan tampak berjalan kaki untuk mencapai Gedung Krida Bakti.
Baca Juga:
Kapolri Lakukan Rotasi & Mutasi Besar-besaran Sejumlah Korps Bhayangkara
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan total 559 anggota Polri yang hadir dalam pemberian arahan oleh Presiden Joko Widodo.
Listyo mengatakan sebanyak 24 pejabat utama Mabes Polri, namun 3 orang diwakili karena berhalangan hadir. Menurut Listyo, sebanyak 33 kapolda juga hadir, dengan satu orang mewakili.
"Pengarahan ini diikuti 559 personel Polri, 24 pejabat utama Mabes Polri, 3 orang diwakili, 33 orang kapolda, 1 orang mewakili, karena ada kegiatan, dan 400 kapolres," kata Listyo di depan Jokowi.
Listyo menyebut saat ini Korps Bhayangkara mengalami penurunan kepercayaan publik setelah mencuat kasus pembunuhan Brigadir J yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo hingga Tragedi Kanjuruhan.
"Bapak presiden berkenan memberikan petunjuk dan arahan tugas kami dalam menjalankan tugas," ujarnya.
Bertepatan dengan pertemuan ini mencuat kabar penangkapan Teddy Minahasa yang baru akan dilantik sebagai Kapolda Jawa Timur.[zbr]