WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sejarah baru kembali tercipta bagi bangsa Indonesia di panggung internasional.
Untuk pertama kalinya, bahasa Indonesia digunakan secara resmi sebagai bahasa kerja dalam Sidang Umum ke-43 UNESCO yang berlangsung di Kota Samarkand, Uzbekistan.
Baca Juga:
Janice Tjen Ukir Sejarah di WTA 250 Chennai Open, Akhiri Penantian 23 Tahun Indonesia
Momen ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan diplomasi bahasa Indonesia di dunia.
Peristiwa bersejarah tersebut ditandai dengan pidato Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, yang menyampaikan Pernyataan Nasional Indonesia sepenuhnya dalam bahasa Indonesia di hadapan para delegasi dari negara-negara anggota UNESCO.
“Bunga selasih mekar di taman, petik setangkai buat ramuan. Terima kasih saya ucapkan, atas kesempatan menyampaikan pernyataan,” ujar Menteri Mu’ti dikutip dari InfoPublik, Kamis (6/11/2025).
Baca Juga:
UNESCO Rekomendasikan Green Card Kaldera Toba, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Kerja Keras Gubsu Sinergikan Seluruh Stakeholder Khususnya Pemkab se-Kawasan Danau Toba
Dalam kesempatan itu, Menteri Mu’ti menyampaikan apresiasi mendalam terhadap dukungan UNESCO dan seluruh negara anggota yang pada 20 November 2023 menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kerja ke-10 di lembaga internasional tersebut.
“Bahasa Indonesia telah lama menjadi jembatan kesatuan di seluruh kepulauan Indonesia, yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, 700 bahasa lokal, dan 1.300 etnik. Kini bahasa Indonesia kembali mengukuhkan eksistensinya di dunia internasional sebagai jembatan pengetahuan antarbangsa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mu’ti menegaskan bahwa pengakuan ini tidak hanya sekadar keberhasilan diplomatik, tetapi juga menjadi simbol penguatan peran bahasa Indonesia dalam diplomasi kebudayaan dan pendidikan global.
Ia menjelaskan, penggunaan bahasa Indonesia di forum internasional seperti UNESCO membuka ruang baru untuk memperkuat kerja sama antarnegara dalam bidang pengetahuan, kebudayaan, dan kemanusiaan.
Dengan begitu, bahasa Indonesia kini bukan hanya milik bangsa Indonesia, melainkan menjadi sarana komunikasi global yang membawa nilai-nilai perdamaian dan toleransi.
Menutup pidatonya, Mendikdasmen kembali menyampaikan pantun yang sarat makna persaudaraan antarbangsa.
“Dari Jakarta ke Samarkand, kota bersejarah nan menawan. Jika manusia bergandeng tangan, dunia indah penuh kedamaian,” tutupnya.
Penggunaan bahasa Indonesia dalam Sidang Umum UNESCO ini menjadi simbol kebanggaan nasional sekaligus bukti nyata meningkatnya pengakuan dunia terhadap eksistensi budaya dan bahasa Indonesia.
Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus menginternasionalisasi bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, diplomasi, dan perdamaian dunia.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]