WahanaNews.co | Pengasuh
Pondok Pesantren Ora Aji, KH Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah, bereaksi
terhadap pernyataan komika sekaligus aktor Pandji Pragiwaksono yang
membandingkan Front Pembela Islam (FPI) dengan Nahdlatul Ulama dan
Muhammadiyah.
Baca Juga:
Panglima TNI Dampingi Wakil Presiden RI Buka Konferensi Besar Fatayat NU 2024
Pandji menjadi sorotan setelah mengutip pernyataan sosiolog
Thamrin Tomagola, soal NU dan Muhammadiyah yang kini elitis dan tak lagi dekat
dengan rakyat sehingga hadirlah FPI.
"Hari ini saya melihat NU itu seperti selebritis,
kenapa? Selalu diomongkan orang, dibandingkan oleh seorang komedian kalah hebat
dibandingkan FPI. Naudzubillah min dzalik, 95 tahun NU berkhidmat bagi negara
katanya kalah hebat dari almarhum FPI," ucap Gus Miftah dalam acara Konser
Amal dan Harlah ke-95 NU di YouTube NU Channel, Sabtu (30/1).
"Tentunya ini sangat menyakitkan saya [sebagai] kader
NU. Maka saya selalu katakan, cintai yang akan mendampingiku selamanya, cinta
ke Nahdlatul Ulama," lanjut dia.
Baca Juga:
Mendikdasmen Umumkan Mulai 2025 Guru PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta
Ia menyebut tak sedikit yang tersinggung dengan pernyataan
Pandji yang membandingkan NU dengan FPI. Padahal, salah satu tujuan NU
didirikan adalah mengawal kesatuan NKRI.
Seperti pesan yang disampaikan Ketua Umum PBNU Said Aqil
Siroj, yang menyebut dua misi didirikannya NU yakni untuk keagamaan dan kebangsaan.
"Kehadiran NU kemarin tersinggung ketika ada komedian
yang membandingkan NU dengan sekelas FPI. Katanya kiai-kiai NU terlalu elitis,
jauh dari masyarakat. Ini tentunya, mohon maaf, stand up yang salah tempat dan
waktu, yang tak memahami konten apa yang dia maksud," jelas dia.
Gus Miftah mengingatkan jangan sampai Indonesia terpecah,
seperti negara-negara di Timur Tengah yang bangsanya dihancurkan oleh rakyatnya
sendiri karena perang saudara. Apalagi, diiming-imingi revolusi seperti yang
digaungkan FPI.
"Saya enggak mau ini terjadi di Indonesia. Hari ini
kita diprovokasi untuk membenci pemerintah, hari ini kita diprovokasi untuk
membenci Presiden Jokowi, hari ini diprovokasi untuk membenci Kiai Ma'ruf Amin
diiming-imingi oleh revolusi," tegas Gus Miftah.
"Belajarlah dari sejarah, belajarlah dari Libya. Cukup
sudah Libya, Irak, Suriah dan beberapa negara di Timur Tengah yang hancur. Dan
semua rakyat yang terlibat dalam menghancurkan negaranya sekarang menyesal.
Indonesia tidak boleh ikuti jejak kehancuran akibat kebodohan dan kekonyolan
ini," tutup dia.
Polemik ini bermula saat Pandji membuat podcast yang
mengulang keputusan pemerintah yang melarang FPI. Video berjudul 'FPI DIBUBARIN
PERCUMA? feat AFIF XAVI & FIKRI KUNING' diunggah Pandji pada 4 Januari lalu
ke kanal YouTube miliknya.
Dalam video tersebut, Pandji Pragiwaksono mengutip
pernyataan sosiolog Thamrin Tomagola tentang FPI, NU, dan Muhammadiyah saat
diwawancarai olehnya pada 2012.
"Kalau di tulisan gue, ya, juga di stand up gue, gue
bilang bahwa, Pak Thamrin Tomagola, sosiolog itu, bilang bahwa FPI itu hadir
gara-gara dua ormas Islam yang gede itu sudah jauh sama rakyat, yaitu
Muhammadiyah dan NU. Jauh ke bawah. Mereka, tuh, elite-elite politik. FPI waktu
itu dekat ke rakyatnya," tutur Pandji.
"Kata Pak Pak Thamrin Tomagola, pintu rumahnya
ulama-ulama FPI kebuka untuk warga. Jadi, orang kalau mau datang, bisa, 'Lu mau
apa? Ya, lu ngobrol sama gue.' Nah, yang NU sama Muhammadiyah, karena udah
terlalu tinggi dan elitis, warga, tuh, enggak ke situ, warga justru ke
nama-nama besarnya FPI," ucap dia. [qnt]