WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sekitar 60 kiai sepuh dari berbagai daerah di Jawa Timur berkumpul di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, untuk membahas isu yang berkaitan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Wakil Ketua Umum PBNU, Amin Said Husni, menyatakan bahwa pertemuan ini merupakan ajang silaturahmi antara Rois Syuriah PWNU se-Indonesia dalam rangka menindaklanjuti tugas dari PBNU untuk mendalami hubungan antara NU dan PKB.
Baca Juga:
Mendikdasmen Umumkan Mulai 2025 Guru PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta
"PBNU melalui tim panel yang telah dibentuk telah mengundang beberapa narasumber untuk memberikan informasi dan data pengalaman mereka, dan proses pendalaman masih berlangsung," ujarnya, melansir Antara, Selasa (13/8/2024).
Amin menambahkan bahwa tim juga telah melakukan silaturahmi dengan pengurus Dewan Syuro PKB dari berbagai daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan daerah lainnya untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut.
Ia berharap bahwa melalui pertemuan ini, para kiai dapat menjalin komunikasi dengan pengurus syuro di wilayah mereka masing-masing untuk menggali informasi lebih dalam serta mengonfirmasi temuan awal yang telah dihimpun oleh tim panel.
Baca Juga:
Marak Kasus Kekerasan Guru, Abdul Mu'ti Luncurkan Langkah Revolusioner Bareng Polri
Menurut laporan awal, terdapat perubahan prinsip di PKB. Jika dibandingkan dengan saat PKB didirikan pada tahun 1998, Dewan Syuro saat itu memiliki kewenangan tertinggi dalam struktur partai, mirip dengan Syuriah di NU yang memiliki supremasi kewenangan di organisasi tersebut.
"Karena sejatinya PKB didirikan oleh PBNU dan tim yang dibentuk PBNU saat itu dengan struktur yang mirip NU," kata Amin.
Ia menjelaskan bahwa di NU terdapat Syuriah, dan di PKB ada Dewan Syuro. Di NU ada Tanfidziyah, dan di PKB ada Dewan Tanfidz.