WahanaNews.co | Indonesia
masih berduka atas tenggelamnya KRI Nanggala 402. Sebanyak 53 prajurit kapal
selam kedua kelas Cakra yang tenggelam di perairan utara Bali sudah dipastikan
gugur. Dari 53 prajurit Hiu Kencana ini, terdapat 49 anak buah kapal (ABK),
satu komandan satuan, dan tiga personel senjata.
Baca Juga:
6 Fakta Menarik Halmahera Barat, Ada Pantai yang Bisa Mengusir Kegalauan Pengunjungnya
KRI Nanggala 402 berada di bawah kendali Satuan Kapal Selam
(Satsel) Komando Armada RI Kawasan Timur yang memiliki motto "Tabah Sampai
Akhir".
Menilik kebelakang, tidak mudah untuk menjadi awak kapal
selam TNI AL. Seorang prajurit Angkatan Laut, yang kemudian masuk dalam proses
uji pemilihan harus meliputi beberapa aspek hingga dinyatakan lulus dan masuk
Pendidikan Calon Awak Kapal Selam (Dikcawakasel).
"Usai mengikuti pendidikan itu tidak serta merta bisa
langsung masuk ke Satuan Kapal Selam melainkan masih harus mengikuti pembekalan
terlebih dulu, baru menjadi Awak Kapal Selam yang sesungguhnya," tulis
tni.mil.id dikutip Selasa (27/4/2021).
Baca Juga:
Serahkan Rumah Pada Ahli Waris KRI Nanggala 402, Bupati Sidoarjo Dampingi Menhan Prabowo
Salah satu contoh gambaran nyatanya, ketika pembekalan yang
dilaksanakan oleh Satuan Kapal Selam Koarmatim (Satsel Koarmatim),
menggambarkan bahwa kapal selam sedang menerima tugas untuk masuk ke daerah
musuh untuk mencari data-data intelijen.
Ketika sedang melaksanakan tugas di daerah musuh itu, kapal
selam mengalami kedaruratan karena tidak dapat diatasi kapal dalam keadaan
bahaya udara beracun, akhirnya Komandan Kapal memerintahkan untuk melaksanakan
peran peninggalan kapal.
Seluruh awak mempersiapkan diri untuk melaksanakan Sea And
Jungle Survival sampai datangnya bala bantuan. Di tengah sulitnya menempuh
medan berat itu mereka semua tertangkap oleh musuh dan ditahan di suatu tempat.
Sea and Jungle Survival merupakan bekal tambahan yang tidak
kalah penting yang harus dikuasai dan dipahami oleh setiap personel dari Korps
Hiu Kencana. Tak heran bila semangat kepahlawanan yang ditorehkan dalam sejarah
Korps ini merupakan kebanggaan bagi setiap individu dan kelompok di dalamnya.
Di tahanan itu, para awak diinterogasi oleh lawan disiksa
dan dipaksa untuk mengaku dan membuka rahasia tugas, namun mereka tetap setia
dan tidak membocorkan rahasia dan dengan ketangkasan yang dimiliki awak itu, di
suatu malam yang gelap berhasil mengelabuhi musuh, lalu meloloskan diri,
sehingga terjadi pengejaran dan pendeteksian pada awak kapal yang melarikan
diri itu.
Dari berbagai tahapan serta gambaran yang sedemikian itu,
menunjukkan tidaklah mudah untuk masuk dan menjadi komunitas dengan semboyan "Tabah
Sampai Akhir" itu. Semoga Korps Hiu Kencana selalu setia dan hadir dengan sikap
kepahlawanan dalam menjaga kedaulatan Republik Indonesia. [qnt]