WahanaNews.co | Pemerintah terus berupaya mendorong program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk mewujudkan penggunaan energi yang lebih bersih, mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM), hingga menghemat devisa serta turunnya emisi CO2.
Salah satu upaya yang ditempuh yaitu dengan melaksanakan program konversi sejak tahun lalu. "Kita coba kegiatan ini, konversi kendaraan listrik ini sudah kita lakukan sejak tahun lalu, kita coba mengkonversi motor bekas menjadi motor listrik," kata Menteri ESDM, Arifin Tasrif, dikutip Rabu (23/11/2022).
Baca Juga:
PLN dan BYD Motor Indonesia Kolaborasi Kembangkan Infrastruktur Kendaraan Listrik
Menurut Arifin, pertumbuhan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat cenderung terus meningkat dan tentunya hal ini akan membuat pasokan BBM meningkat dan untuk menguranginya maka kendaraan listrik harus diperbanyak.
"Pertumbuhan kendaraan berbahan bakar BBM kecenderungannya naik terus, informasi dari Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas), total kendaraan roda dua berbahan bakar BBM itu ada 120 juta unit dan itu kencenderungannya naik terus 4-5% per tahun serta mobil BBM ada 20 juta lebih yang kecenderungannya juga naik terus," sambung Arifin.
Berbeda dengan kebutuhan BBM yang mengalami peningkatan, lifting migas nasional justru terus mengalami penurunan karena memang usia sumur yang sudah tua.
Baca Juga:
Siap Akselerasi Kendaraan Listrik, PLN Teken Kerjasama dengan BYD Motor Indonesia
"Sementara permintaan BBM-nya semakin tinggi. Maka impor kita makin banyak, subsidi makin besar," jelas Arifin.
Lebih Hemat dan Tekan Emisi
Program konversi kendaraan listrik yang dilakukan Kementerian ESDM memiliki beberapa keuntungan, baik dari sisi biaya bahan bakar dan pergantian oli maupun emisi karbondioksida (CO2).