WahanaNews.co | Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia menyampaikan kritik pada
Presiden Jokowi melalui poster "The King of Lip Service". Elite PDIP Hendrawan
Supratikno, menilai julukan itu bersifat emosional dan janggal.
Baca Juga:
BEM UI dan UGM Minta Paslon Pilpres Tidak Hanya Umbar Janji Saja
"Julukan bernada emosional dan janggal," kata
Hendrawan, kepada wartawan, Minggu (27/6/2021).
Hendrawan mengatakan presiden dalam menjalankan tugasnya
harus mengikuti peraturan undang-undang. Gagasan yang disampaikan Jokowi juga
menurutnya harus dijalankan tapi sesuai dengan prosedur yang ada.
"Pernyataan yang reduksionistik melihat kompleksitas
persoalan yang dihadapi. Presiden dalam menjalankan tugas-tugasnya harus
mengikuti peraturan perundang-undangan yang ada. Tidak bisa melakukan
intervensi sembarangan. Gagasan atau janji yang disampaikan harus dilaksanakan
dalam konteks aturan main dan prosedur yang berlaku," ujarnya.
Baca Juga:
Soal Pengakuan Ketua Bem UI di Intimidasi Dibantah Polisi Sampai Pangdam
Namun di satu sisi, Hendrawan mengatakan kritik BEM UI itu
menarik untuk mengingatkan para pejabat publik. Sehingga tidak mudah mengumbar
janji.
"Kritik BEM UI ini menarik, untuk mengingatkan agar
pejabat publik tidak mudah mengumbar janji. Politik adalah industri mengelola
ekspektasi dan janji. Aspek delivery (pemberian bukti) tidak boleh dianggap
enteng," ujarnya.
Sebelumnya, poster BEM UI soal Jokowi itu disampaikan BEM UI
lewat akun Twitternya, @BEMUI_Official pada Sabtu (26/6/2021). Dalam cuitannya,
BEM UI mengunggah foto Jokowi yang sudah diedit dengan background gambar bibir
lengkap dengan mahkota raja.