WahanaNews.co | Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati meminta agar proses penyelidikan yang transparan dan akuntabel dilakukan terhadap insiden bentrokan maut di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Menurutnya, penyelidikan juga bisa dilakukan dengan melibatkan unsur independen yang melibatkan aparat penegak hukum dan pemerintah untuk mengetahui akar masalah yang sebenarnya dari kejadian tersebut.
Baca Juga:
Kementerian PU Siap Hadapi Mobilitas Masyarakat Saat Nataru 2025
"Adanya kejadian ini pasti ada akar penyebabnya. Itu yang harus ditemukan. Jangan sampai hanya berhenti pada penyebab pada saat kejadian semata tapi perlu ditarik ke belakang faktor apa saja yang akhirnya membuat kejadian ini meletus," kata Kurniasih dalam keterangannya, Rabu (17/1).
Ia menekankan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang wajib.
Menurutnya, jaminan perlindungan pekerja khususnya anak-anak harus tetap dijaga.
Baca Juga:
Pj Bupati Abdya Sunawardi Hadiri Rapat Kerja dan Dengar Pendapat DPR RI
"Mungkin tim investigasi sekaligus bisa mengevaluasi bagaimana pelaksanaan prosedur K3 untuk melindungi keselamatan kerja. Selain itu informasi tentang aksi mogok serikat pekerja sebelum kejadian ini juga perlu digali lebih dalam. Intinya harus ditegakkan aturan yang adil bagi semuanya tanpa membeda-bedakan," ujar Kurniasih.
Insiden bentrokan terjadi di area pabrik smelter PT GNI pada Sabtu (14/1). Sebanyak dua orang meninggal dunia, yaitu XE (30) yang merupakan TKA dan MS (19) TKI.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bilang, bentrokan terjadi setelah ada ajakan mogok karyawan yang kemudian menimbulkan pro dan kontra.
Listyo menepis kabar yang menyebutkan bahwa tenaga kerja asing (TKA) lebih dahulu menganiaya tenaga kerja Indonesia (TKI), serta informasi penjarahan.
"Peristiwa yang terjadi awalnya ada ajakan mogok karyawan kemudian di situ menimbulkan pro dan kontra, dan kemudian ada upaya pemaksaan dan disitulah ditolak dan diviralkan diprovokasi ada pemukulan dari TKA ke TKI," kata Listyo dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta pada Senin (16/1).
"Terkait isu provokasi yang ada, peristiwa sebetulnya tidak seperti itu," sambungnya.
Listyo mengungkapkan bahwa pihaknya mengamankan sekitar 71 orang terkait bentrokan di area pabrik smelter PT GNI.
Dari jumlah itu, dia bilang, 17 di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.
Terkini, aktivitas industri pengolahan nikel PT GNI di sudah mulai kembali beroperasi pascabentrok maut antarpekerja di sana.
Untuk memastikan keamanan, sekitar 700 personel gabungan TNI dan Polri disiagakan di area industri tersebut, Selasa (17/1). [rgo]