WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa cuaca ekstrem yang menyebabkan hujan badai dan banjir di wilayah Jabodetabek diperkirakan masih akan berlangsung hingga sepekan ke depan.
"Per tanggal 27 Februari, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan terjadi selama sepekan ke depan," ujar Dwikorita dalam rapat koordinasi dengan Menko PMK, Selasa (4/3/2025).
Baca Juga:
Hujan Deras dan Angin Kencang Sebabkan Pohon Tumbang di Bogor, Mobil-Rumah Warga Jadi Korban
BMKG memperkirakan puncak cuaca ekstrem akan terjadi pada 10-11 Maret 2025.
"Tampaknya puncaknya akan terjadi pada 11 Maret, dengan potensi cuaca ekstrem yang tinggi pada tanggal 10-11 Maret," lanjutnya.
Dwikorita juga mengimbau masyarakat untuk terus memperbarui informasi cuaca guna meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana.
Baca Juga:
Banjir Hantam Sejumlah Titik di Bekasi, BPBD Jakarta Ingatkan Potensi Luapan Ciliwung
Warga Dievakuasi
Hujan deras yang melanda wilayah Jabodetabek menyebabkan banjir di berbagai titik. Di Jakarta, ketinggian air mencapai dua meter di beberapa lokasi, sementara wilayah Bekasi, Bogor, Depok, dan Tangerang juga terdampak banjir parah.
Hingga pagi ini, BPBD DKI Jakarta mencatat ada 62 RT dan 4 ruas jalan yang masih tergenang. Salah satu titik terdampak parah adalah Jalan Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, di mana banjir tak kunjung surut dan menghambat aktivitas warga.
Sejak pukul 08.00 WIB, warga terlihat bolak-balik menyelamatkan pakaian dan dokumen penting mereka. Beberapa dari mereka menggunakan perahu karet atau pelampung untuk berpindah tempat.
"Kalau mau ke mana-mana harus basah. Yang mau kerja jadi terhambat, motor pun terpaksa diparkir di tempat lebih tinggi," ujar Ketua RT 12/RW 04, Sumarni (49), saat ditemui di lokasi.
Selain itu, seorang warga bernama Herman (36) mengungkapkan bahwa banjir kali ini lebih parah dibandingkan sebelumnya.
"Biasanya paling tinggi selutut, sekarang sudah hampir sepinggang. Pompa air belum bisa maksimal karena hujan deras terus turun," katanya.
Sementara itu, Lestari (55), seorang ibu rumah tangga yang mengungsi bersama keluarganya di SDN 01 Kampung Melayu, mengaku khawatir dengan kondisi kesehatan anak-anak dan lansia di pengungsian.
"Banyak anak-anak yang mulai batuk dan demam. Kami berharap ada bantuan obat-obatan dan makanan yang cukup," ujarnya.
Petugas gabungan dari kepolisian dan BPBD terus berupaya mengevakuasi warga yang hendak mengungsi atau mengambil barang-barang mereka.
Sejumlah warga yang terdampak telah dievakuasi ke SDN 01 Kampung Melayu, dengan mayoritas pengungsi terdiri dari ibu-ibu, anak-anak, dan lansia.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]