Tapi Pertamina belum punya kesimpulan mengenai penyebab sebenarnya. "Kami akan melakukan investigasi lebih lanjut tentang kejadian ini," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam konferensi pers virtual pada Minggu pagi.
Selain analisis kejadian petir, BMKG juga melaporkan analisis dari data citra satelit dan radar cuaca.
Baca Juga:
Ahok Akan Minta Polri Usut Kebakaran di Kilang Cilacap
Pada pukul 17.00 WIB hingga 21.00 WIB pada Sabtu kemarin, terdapat pertumbuhan awan konvektif di wilayah Kabupaten Cilacap dengan suhu puncak awan mencapai kisaran minus 62.5 hingga minus 75.1 derajat Celcius.
Awan jenis Cumulonimbus (Cb) ini memiliki karakteristik yaitu menyebabkan terjadinya potensi hujan intensitas ringan hingga lebat. Hujan ini pun dapat disertai potensi kilat atau petir dan angin kencang.
Berdasarkan alat pengukuran curah hujan di Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, BMKG pun menyebut dapat diidentifikasi bahwa telah terjadi hujan dengan intensitas mencapai 47 mm. Hujan terjadi dari pukul 16.00 WIB hingga 19.00 WIB. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.