WahanaNews.co | Kebakaran beruntun tangki di kilang minyak PT Pertamina memiliki indikasi disengaja untuk meningkatkan kuota impor minyak.
Hal itu diungkapkan pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi.
Baca Juga:
Ahok Akan Minta Polri Usut Kebakaran di Kilang Cilacap
Menurut dia, kebakaran beruntun kilang Cilacap semakin menguatkan indikasi ada unsur kesengajaan dari pihak tertentu untuk tujuan peningkatan volume impor pasca kebakaran yang menjadi lahan pemburuan rente.
Selain itu, Fahmy menilai, kebakaran yang terjadi dalam beberapa kali tersebut mengindikasikan bahwa Pertamina abai terhadap pengamanan kilang.
Terlebih, kebakaran itu tidak hanya meludeskan tangki penyimpanan minyak, tetapi juga mengancam keselamatan warga di sekitar area kilang.
Baca Juga:
Warga Keluhkan Dampak Kebakaran Kilang Cilacap
"Mestinya sistem pengamanan kilang Pertamina sudah sesuai dengan standar international. Namun, tetap saja terjadi kebakaran untuk kesekian kalinya," jelas Fahmy dari keterangan tertulisnya, dikutip Minggu (14/11/2021).
Lebih lanjut, Fahmy mengatakan bahwa insiden kebakaran itu akan memperbesar biaya impor bahan bakar minyak nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor minyak RI tercatat sebanyak 10,57 juta barel sepanjang Januari hingga Juli 2021.