WAHANANEWS.CO, Jakarta - Indonesia bersiap menghadapi periode panas ekstrem yang diperkirakan akan terjadi setelah Hari Raya Idulfitri 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan resmi bahwa kondisi cuaca diprediksi menjadi sangat terik seiring masuknya musim kemarau yang berlangsung secara bertahap mulai Maret hingga April.
Baca Juga:
Hujan Deras dan Angin Kencang Ancam Belasan Daerah pada 4-5 Juni, Ini Peringatan BMKG
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa periode panas ini terjadi setelah berakhirnya fenomena La Nina, yang selama ini memberikan efek pendinginan dan curah hujan tinggi di sejumlah wilayah Indonesia.
"La Nina sudah berakhir. Ini artinya musim kemarau akan kembali normal. Kita harapkan cuaca tetap kondusif untuk aktivitas masyarakat," kata Dwikorita dalam keterangan resminya.
Berdasarkan hasil pemantauan BMKG, indeks Indian Ocean Dipole (IOD) dan El Nino Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan kondisi netral.
Baca Juga:
Hadapi Musim Kemarau Basah, Tito Minta Stok Pangan Tetap Aman
Pada dasarian pertama Maret 2025, indeks IOD tercatat sebesar -0.31, yang menandakan tidak adanya pengaruh kuat dari lautan Hindia terhadap iklim regional.
Kondisi ini diperkirakan akan bertahan hingga pertengahan tahun.
Sementara itu, suhu muka laut (SST) di wilayah Nino 3.4 terpantau menunjukkan anomali sebesar 0.30.