WahanaNews.co | Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap beberapa penyebab wilayah Indonesia mengalami cuaca buruk pekan ini, mulai dari kondisi iklim global hingga aktivitas konvektif di sebagian besar wilayah Indonesia.
Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca Ida Pramuwardani menjelaskan ada empat penyebab cuaca buruk yang melanda wilayah Indonesia pekan ini.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
"Kondisi iklim global menunjukkan kondisi La Nina Lemah yang secara umum memberikan latar belakang atmosfer yang lebih basah di wilayah Indonesia," Kamis (10/11), menjelaskan penyebab pertama cuaca buruk yang terjadi.
Selain itu, aktifnya gelombang ekuatorial seperti Gelombang Rossby Ekuatorial yang menunjukkan kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif di wilayah Indonesia juga menjadi penyebab cuaca buruk yang terjadi.
Gelombang Rossby Ekuator atau Equatorial Rossby waves sendiri adalah gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat di sepanjang wilayah ekuator (20LU - 20LS) dengan periode kurang dari 72 hari. Gelombang Rossby umumnya bisa bertahan 7-10 hari di wilayah Indonesia.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Kemudian hasil analisis dinamika atmosger terkini oleh BMKG juga menunjukkan adanya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Sumatera dan di Laut Natuna yang membentuk daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi) sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan di Indonesia bagian barat dan menghasilkan cuaca buruk.
Penyebab keempat dan terakhir dari cuaca buruk yang terjadi adalah adanya peningkatan aktivitas konvektif.
"Hasil analisis kondisi lokal/mikro menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif akibat kondisi labilitas atmosfer yang kuat di sebagian besar wilayah Indonesia," jelas Ida.
Aktivitas konvektif merupakan aktivitas perkembangan awan konvektif yang nantinya menghasilkan fenomena cuaca, seperti hujan, petir, puting beliung, badai, dan lain-lain.
Cuaca buruk ini diperkirakan masih akan terjadi dalam periode tiga hari hingga sepekan ke depan.
"BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia yang saat ini diindikasikan berpotensi signifikan mengakibatkan peningkatan cuaca ekstrem di beberapa wilayah untuk sepekan kedepan," terang Ida.
"Cuaca ekstrem seperti hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang diprakirakan masih akan terus terjadi di wilayah Indonesia khususnya untuk periode tiga hari hingga sepekan ke depan," tambahnya.
Maka dari itu, masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor yang sewaktu-waktu dapat terjadi, khususnya bagi masyarakat yang memang berdomisili di daerah yang rawan bencana tersebut.[zbr]