WahanaNews.co | Buruh kembali melakukan demo menolak UU Cipta Kerja di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat.
"Pengalihan arus tetap sementara tentatif aja," kata Kasat Lantas wilayah Jakarta Pusat Kompol Purwanta saat dihubungi, Jumat (14/1/2022).
Baca Juga:
Semangat Hari Buruh, Pegawai PLN UID Jakarta Raya Sumbangkan Kantong Darah untuk Sesama
Polisi menyiapkan rekayasa pengalihan arus sekitar DPR untuk mengantisipasi kemacetan akibat demo.
Purwanta mengatakan saat ini tidak ada penutupan jalan yang dilakukan pihak kepolisian. Dia menyebut rekayasa lalu lintas akan melihat kondisi massa buruh yang datang ke lokasi.
Menurut Purwanta, saat massa buruh telah masuk ke kawasan gedung DPR/MPR, pihaknya akan menyiapkan satu lajur yang nantinya masih bisa dilewati oleh pengendara.
"Nggak ada pengalihan cuman kalau ada (massa buruh) lajur di paling kanan di-barrier udah untuk jalur lalu lintas," katanya.
Baca Juga:
Pemkab Sigi Usulkan Jaminan Kesehatan Bagi Buruh Pasir
Hingga saat ini anggota polisi telah berjaga di lokasi. Penutupan dan pengalihan arus lalu lintas di depan Gedung DPR RI belum dilakukan.
Purwanta menyebut diperkirakan ada ribuan massa buruh yang menggelar aksi demo di depan Gedung DPR RI hari ini.
"Kalau analisa sih 2.500 orang lebih," katanya.
Serikat buruh akan menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPR, Senayan, Jakarta pagi ini. Mereka akan menyerukan penolakan terhadap Undang-Undang Cipta Kerja.
"Tuntutan, tolak omnibus law UU Cipta Kerja," kata Presiden KSPI, Said Iqbal dalam keterangan yang diterima detikcom, Jumat (14/1).
Massa dijadwalkan akan berkumpul pukul 10.00 WIB di depan Gedung DPR. Aksi ini juga dilakukan serentak di seluruh Indonesia.
"Aksi juga dilakukan serentak di 34 provinsi yang lain dengan tuntutan yang sama," kata dia.
Said Iqbal mengatakan aksi ini bakal diikuti oleh beberapa elemen. Selain buruh, mereka yang bakal mengikuti aksi adalah petani hingga nelayan.
"Selain buruh, aksi ini juga akan diikuti elemen petani, nelayan, miskin kota, yang tergabung dalam 4 konfederasi serikat pekerja, 60 Federasi serikat pekerja di tingkat nasional, buruh migran, PRT, urban poor consortium, dan lain sebagainya," jelasnya. [bay]