WahanaNews.co | PT PLN (Persero) menyebut, sejumlah wilayah di Indonesia mengalami surplus
pasokan
listrik. Hal ini merupakan efek dari penurunan
permintaan listrik selama pandemi Covid-19.
Direktur
Mega Project PLN,
Muhammad Ikhsan Asaad,
menuturkan,
kondisi surplus tersebut tercermin dari posisireserve marginatau persentase kapasitas cadangan
pembangkit.
Baca Juga:
PLN dan Pemkot Operasikan SPKLU Khusus Angkot Berbasis Listrik di Kota Bogor
"Gambaran
dengan kondisi Covid-19
ini, sebenarnya ada beberapa daerah kami, yang sistem kelistrikanover supply(surplus
pasokan)," ujarnya,
dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Rabu (25/11/2020).
Data
PLN menyebutkan,
surplus tertinggi terjadi di wilayah Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) dan
Sulawesi Bagian Utara (Sulbagut), dengan reserve
margin sebesar 58 persen.
Disusul
oleh Sumatera (sebesar
55 persen),
Jawa dan Bali (46,8
persen),
Kalimantan Selatan, Tengah,
dan Timur (45
persen),
serta Kalimantan Barat (42 persen).
Baca Juga:
PLN dan Kementerian ESDM Cek Kesiapan SPKLU di Banten untuk Kelancaran Layanan Arus Mudik
Namun,
wilayah Indonesia Timur, seperti Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara, justru mengalami defisit.
Ikhsan
menuturkan,
PLN akan mendorong penggunaan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk wilayah-wilayah yang
mengalami defisit kelistrikan itu.
"Wilayah
ini masih didominasi penggunaan pembangkit diesel. Ini
yang kami dorong ke depan.
Kami akselerasi pengembangan EBT di daerah yang masih
defisit dan gunakan bahan bakar minyak," katanya.
Meskipun
terjadi over supply listrik, ia
menyatakan PLN tetap berkomitmen mendorong target pemerintah, yakni penggunaan EBT 23 persen pada 2025 pada
bauran energi nasional.
Salah
satunya, mendorong pembangkit EBT dan sebaliknya menurunkan pembangkit energi
fosil.
Tercatat,
pada periode 2000-2019, pertumbuhan pembangkit fosil itu sebesar 6,6 persen. Namun, pada 2020-2029, targetnya bisa diturunkan menjadi hanya 3,6 persen.
Sebaliknya,
pengembangan pembangkit EBT dari 2000-2019 tumbuh 7,1 persen. Rencana ke depan,
jumlah pembangkit EBT ditargetkan bisa naik hingga 12.7 persen pada 2020-2029.
Selain
itu, PLN juga akan melakukan konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
kepada EBT.
Saat
ini, masih terdapat 2.130 PLTD yang tersebar di seluruh Indonesia dengan
kapasitas 2 Giga
Watt (GW).
"Ini
yang kami dorong ke depan bagaimana konversi pembangkit diesel ini jadi EBT,
misalnya tahap pertama yang sedang kami siapkan prosesnya ada 200 lokasi yang
akan kami konversi dari diesel jadi EBT," jelasnya.
Diketahui, Kementerian ESDM menyatakan, konsumsi listrik nasional pada Juni 2020 turun 7,06
persen bila dibandingkan Januari 2020. Penurunan terjadi akibat virus Corona.
Penurunan
konsumsi listrik terbesar terjadi pada golongan industri yang mencapai 19,21
persen.
Diikuti
pelanggan bisnis yang turun sebesar 18,68 persen, sosial (16,95 persen), dan pemerintah (3,35 persen). Namun, pelanggan rumah tangga masih naik 7,47 persen. [yhr]