Australia adalah salah satu donor pendiri Dana Pandemi yang saat ini memiliki kontribusi berjumlah lebih dari 1,4 miliar dolar AS (sekira RpRp21,7 triliun).
Kontribusi tersebut melengkapi dukungan Australia senilai 838 juta dolar AS (sekitar Rp12,9 triliun) untuk akses ke vaksin regional dan global, termasuk di antaranya untuk mendanai pengadaan vaksin COVID-19, mendukung peluncuran vaksin nasional, serta komitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan Fasilitas COVAX.
Baca Juga:
Australia Mau Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Ini Alasannya
Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers mengatakan bahwa mengingat dunia tidak siap menghadapi pandemi COVID yang lalu, maka Dana Pandemi menjadi investasi terpenting yang dapat dilakukan dalam membatasi dampak pandemi di masa depan.
Menurut dia, jumlah tinjauan independen telah mengidentifikasi tidak adanya pembiayaan jangka panjang untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi sebagai kesenjangan besar.
“Respons global yang didanai dengan benar adalah langkah penting untuk melindungi warga Australia dan ekonomi kita dalam pandemi global di masa depan,” kata Chalmers.
Baca Juga:
Program CSR Akar Basah PEP Tarakan Field Dapat Perhatian APOGCE 2024
Sementara Menteri Kesehatan dan Perawatan Lanjut Usia Australia Mark Butler mengatakan bahwa dana tersebut akan sangat membantu dalam memperkuat sistem pengawasan dan pelaporan global.
“Virus tidak membeda-bedakan, sehingga rencana merespons pandemi di masa depan tidak dapat dipisahkan dari rencana sekarang,” kata dia. [rgo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.