“Sudah saatnya kita memperbarui komitmen kita terhadap kerja sama ekonomi multilateral yang terbuka, adil, dan inklusif. Indonesia berkomitmen pada sistem perdagangan multilateral berbasis aturan dengan WTO sebagai inti dan untuk memastikan bahwa setiap orang berkompetisi pada tingkat yang sama,” tegas Presiden.
Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo juga menyoroti pentingnya memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak bersifat eksklusif.
Baca Juga:
Menteri PKP Pastikan Pembangunan 2.603 Hunian Tetap Korban Bencana Dimulai Bulan Ini
Ia menilai, jika hanya segelintir pihak yang menikmati manfaat pembangunan, maka perpecahan sosial dan instabilitas politik tidak bisa dihindari.
“Pertumbuhan yang eksklusif adalah pertumbuhan yang memecah belah. Perpecahan menyebabkan ketidakstabilan, dan ketidakstabilan tidak akan kondusif bagi perdamaian dan kesejahteraan. Oleh karena itu, inklusivitas seharusnya menjadi panduan kita,” tutur Presiden.
Selain isu ekonomi, Presiden Prabowo juga menyinggung perlunya kerja sama dalam menghadapi tantangan lintas batas seperti penyelundupan, pencucian uang, dan perdagangan narkotika.
Baca Juga:
Toba Pulp Lestari Diaudit, Menhut Tunggu Hasil Evaluasi
Menurutnya, kejahatan transnasional tersebut menggerogoti perekonomian riil dan merusak masa depan generasi muda di kawasan.
Menutup sambutannya, Presiden Prabowo menyerukan agar seluruh pemimpin APEC tetap berkomitmen membangun rasa saling percaya dan memperkuat kolaborasi melalui mekanisme multilateral.
“Marilah kita bekerja sama untuk terus membangun APEC dan mengupayakan kerja sama melalui multilateralisme guna memastikan APEC terus memberikan manfaat nyata,” pungkasnya.