WahanaNews.co | Siswa SMK yang membawa seekor anak buaya saat tawuran di Duren Sawit, Jakarta Timur bukan untuk menakut-nakuti pihak lawan.
Kapolsek Metro Duren Sawit, Kompol Martson Marbun menyampaikan remaja tersebut membawa buaya bukan untuk menjadi alat unjuk gigi saat tawuran. Pelajar itu membawa buaya lantaran tanggung jawab tugas belajarnya.
Baca Juga:
Polisi Tegaskan Pelajar Terlibat Tawuran Terancam Hukuman Pidana Hingga 15 Tahun
"Kayaknya enggak ada ke sana deh (untuk menakut-nakuti lawan), enggak menakutkan pas saya pegang dan lihat," ujar Marbun, Rabu (21/9/2022).
Ia menjelaskan remaja pelaku tawuran itu membawa buaya lantaran disuruh sekolahnya untuk memelihara hewan reptilia tersebut.
"Dia disuruh memelihara, itu punya sekolah dan dibawa pulang ke rumah. Kami sudah kroscek dengan sekolah, (seraya berujar) itu milik kita pak. Jadi, kalau memang ada anak mau memberikan makan bergantian ya kita berikan," tutur Marbun.
Baca Juga:
Pemkot Jakarta Timur dan DPRD DKI Sinergi Atasi Persoalan Stunting, Tawuran, dan Pengangguran
Dalam kasus tawuran itu, Marbun menyampaikan 11 pelajar diamankan dan diberikan penyuluhan. Mereka kemudian dikembalikan ke orangtua.
"Kita panggilkan keluarga sama orang tua beserta sekolahnya bikin perjanjian untuk tidak mengulanginya lagi," ujar Marbun.
Sebelumnya, menurut Pengurus RW 09, Khodir, aksi tawuran tersebut terjadi pada Minggu (18/9/2022) sekira pukul 12.14 WIB. Salah satu pelaku tawuran membawa buaya di saat rekannya yang lain membawa senjata tajam.
"Mereka bukan warga sini rata-rata, (warga kawasan) tanah 80 sama di Pondok Bambu, campur. Tapi mereka ngakunya sudah tidak sekolah," kata Khodir.
Khodir tidak memahami apa maksud dari remaja yang membawa buaya sepanjang satu meter lebih tersebut. Namun, ia menyampaikan saat diamankan oleh warganya, remaja tersebut tetap mendekap erat buaya yang ditengarai merupakan peliharaannya.
"Si remaja itu kelihatan sayang banget dengan buayanya. Dia bahkan sempat mengelus tubuh Buaya dan terus mendekapnya hingga dibawa ke Mapolsek Duren Sawit," tutur Khodir. [rsy]