WahanaNews.co | Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Taufik Madjid, mengungkapkan, terhitung sejak akhir Agustus lalu, setidaknya terdapat 2.234 desa di Indonesia mengalokasikan sebagian dana desanya untuk pengembangan perpustakaan desa tahun ini.
Jumlah ini mengalami penurunan signifikan dari tahun lalu, di mana jumlah desa yang mengalokasikan dana desa untuk perpustakaan desa tahun 2020 mencapai lebih dari 9.000 desa.
Baca Juga:
Pj Bupati Dairi Terima Penghargaan Pengembangan TTG dari Kemendes PDTT RI
Menurut Taufik, penurunan ini disebabkan dana desa difokuskan untuk penanganan dampak Covid-19.
“(tahun ini) Fokus dana desa untuk tiga hal pokok, yakni untuk penanganan dampak Covid-19, pemulihan ekonomi, dan bantuan langsung tunai,” ujar Taufik Madjid, saat menjadi pembicara pada Simposium Nasional Gerakan Desa Membaca secara daring, Selasa (14/9/2021).
Taufik Madjid mengatakan, dukungan dana desa terhadap pengembangan perpustakaan desa adalah upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat desa, terutama anak-anak.
Baca Juga:
Program Beasiswa Kuliah Anak Transmigran dari Kemendes PDTT
Menurutnya, tingginya minat baca warga desa akan berdampak pada peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di desa.
“Ukuran keberhasilan pembangunan desa ada dua. Yaitu, pertama, ada peningkatan kepemilikan aset atau kehidupan masyarakat meningkat. Yang kedua, adalah peningkatan kapasitas,” terangnya.
Di sisi lain, Taufik mengatakan, peningkatan minat baca masyarakat desa juga akan berdampak pada keberhasilan salah satu goals (tujuan) SDGs Desa, yakni pendidikan desa berkualitas.
Menurutnya, pendidikan desa yang berkualitas akan menjadi langkah awal untuk membuka jalan menuju keberhasilan goals SDGs Desa lainnya.
“Meningkatnya minat baca ini akan membuka jalan menuju goals SDGs Desa yang lain. Desa tanpa kelaparan nanti akan tertangani, diawali dari pendidikan yang baik,” ujarnya.
Taufik Madjid juga mengapresiasi kegiatan Simposium Nasional Gerakan Desa Membaca yang digelar oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan Yayasan Gemar Membaca Indonesia (Yagemi) tersebut.
Taufik berharap, simposium ini dapat memberikan solusi untuk dapat meningkatkan minat baca masyarakat desa.
“Saya berharap simposium ini bisa memberikan solusi untuk meningkatkan minat baca masyarakat desa,” ujarnya. [qnt]