Menteri
PUPR, Basuki Hadimuljono, menambahkan, kunci dari program pengembangan food estate adalah ketersediaan air
untuk irigasi, bersamaan dengan teknologi pertaniannya.
"Sinergi
perencanaan infrastruktur irigasi dan pertanian yang dilakukan antara
Kementerian PUPR bersama Kementan bertujuan untuk mengembangkan food estate yang modern dan terintegrasi
dari hulu ke hilir," kata Basuki.
Baca Juga:
Kerumunan Sambut Jokowi di Maumere, Epidemiolog: NTT Berisiko Tinggi
Dalam
mendukung irigasi pertanian pada Food
Estate di Kabupaten Sumba Tengah, Kementerian PUPR, melalui Balai Wilayah Sungai (BWS)
Nusa Tenggara II, Ditjen Sumber Daya Air membangun sumur bor berkapasitas 6
liter per detik dan embung dengan kapasitas tamping 850.000 meter kubik.
Sumur
bor dibangun sebanyak 7 unit dengan kedalaman pengeboran 57-70 meter.
Masing-masing
sumur menggunakan tenaga solar cell
dengan jarak antara titik sumur bor ke saluran pembagi sejauh 1,5 kilometer.
Baca Juga:
Kejar Mobil Jokowi, Emak-emak Dorong Paspampres hingga Nyungsep
Tujuh sumur bor berkapasitas 50,59 liter per detik dapat memenuhi
kebutuhan irigasi lahan pertanian seluas 50,59 hektar.
Sedangkan
untuk embung akan menambah areal layanan seluas 200 hektar. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.