WahanaNews.co | Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo tidak menghadiri penganugerahan Bintang Mahaputra
Adipradana yang diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Sedianya penganugerahan itu akan diberikan Presiden Jokowi kepada Gatot Nurmantyo di Istana
Negara, Rabu (11/11/2020).
Baca Juga:
Jokowi Dikabarkan Kritis dan Masuk RS, Ternyata Cuma Video Lama di Malioboro
Ternyata,
terdapat alasan tersendiri, mengapa deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan
Indonesia (KAMI) itu tidak mau hadir dalam penganugerahan tersebut.
Kepada Refly Harun, Gatot menyampaikan alasannya. Salah satu
alasannya adalah, dia memiliki utang yang belum
dilunasinya kepada Presiden Jokowi saat menjabat Panglima TNI dalam periode pemerintah
sebelumnya.
"Ada tugas negara yang disampaikan Pak Jokowi. Dia merasa
itu belum dia selesaikan," kata Refly dalam perbincangan di program Sapa
Malam Kompas TV yang dipandu Aiman Wicaksono, Rabu (11/11/2020).
Baca Juga:
Tanpa Nama Jokowi, Tiga Kandidat Berebut Kursi Ketum PSI Via E-Voting 12–18 Juli
Alasan itulah, lanjut Refly, yang membuat Gatot Nurmantyo tidak datang.
Namun Refly sendiri tidak mau merinci apa utang tugas negara
yang belum diselesaikan oleh Gatot.
Refly tidak mau mengungkapnya, karena Gatot mewanti-wanti tidak
menyampaikan detail tugas negara tersebut kepada siapapun.
"Mungkin (alasan tersebut) nanti disampaikan kepada
presiden, menteri, atau siapapun oleh Pak Gatot sendiri," kata Refly.
Refly juga menyampaikan dua alasan lain yang membuat Gatot tidak
mau menghadiri penganugerahan tersebut. Pertama mengenai alasan suasana
Covid-19.
"Ini bukan hanya soal protokoler Istana. Dia melihat saat
ini, prajurit-prajurit TNI sedang berpartisipasi dalam perang melawan
Covid-19," ujarnya.
Gatot merasa tidak elok jika dia ke Istana untuk menerima
anugerah Bintang Mahaputra, sementara para prajurit yang juga mantan anak
buahnya sedang berjuang menghadapi Covid-19.
Alasan kedua yakni mengenai ketidaklaziman penganugerahan
Bintang Mahaputra Adipradana pada bulan November.
Gatot, kata Refly, menyitir pendapat anggota DPR dari Fraksi
PDIP TB Hasannudin soal ketidaklaziman itu.
Walaupun secara teoritis presiden memiliki kewenangan untuk
memberikan gelar tanda jasa itu kapanpun, tapi ketidaklaziman itu menjadi
ganjalan bagi Gatot Nurmantyo.
"Dia merasa, pemberian itu tidak lazim saja pada bulan
November. Karena biasanya kan bulan November itu untuk penganugerahan gelar
pahlawan saja. Tapi untuk tanda jasa kehormatan Bintang Mahaputera biasanya
menjelang 17 Agustus," tutur Refly.
Tetap Diberikan
Pemerintah sendiri menyatakan
tetap akan memberikan tanda kehormatan Bintang Mahaputera kepada mantan
Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo.
Penghargaan tersebut akan dikirimkan oleh pihak Istana melalui
Sekretaris Militer, karena Gatot Nurmantyo tidak hadir secara langsung dalam
acara penganugerahan yang digelar di Istana Merdeka, Rabu (11/11/2020) pagi.
Mahfud menegaskan, penghargaan tetap diberikan karena Gatot
telah menyatakan menerima pemberian Bintang Mahaputera.
"Iya, nanti dikirim melalui Sesmil, beliau kan mengatakan di
sini, apa namanya, beliau menyatakan menerima ini. Sehingga hanya tidak bisa
hadir penyematannya, gitu," ujar Mahfud yang turut hadir di Istana Merdeka.
Mahfud juga menyebutkan sejumlah alasan yang dikemukakan Gatot
sehingga memilih tidak hadir, salah satunya terkait standar kesehatan saat
pandemi Covid-19.
"Pertama, Presiden pada hari ini telah menyerahkan secara resmi Bintang Mahaputra dan Bintang Jasa kepada
sekian banyak orang tadi, nah dari sekian yang dianugerahi Bintang Mahaputra itu ada yang tidak hadir, yaitu Bapak Gatot Nurmantyo."
"Tapi, dalam suratnya Pak Gatot itu menyatakan menerima,
menerima pemberian Bintang Jasa ini tetapi beliau tidak bisa hadir karena
beberapa alasan, salah satunya karena suasana Covid," tutur Mahfud.
Namun, Mahfud memastikan bahwa penyelenggaraan acara sudah
memenuhi seluruh protokol kesehatan termasuk menjaga jarak.
Pemberian penghargaan juga dibagi menjadi dua kloter, yakni di
bulan Agustus dan November sehingga tidak menimbulkan kerumunan.
"Jadi kalau diberikan tanggal sekarang ini, ya karena memang
bulan Agustus itu disepakati untuk dipecah dua kali agar tidak berkerumun. Nah,
bahwa Covid, kita sudah melihat sendiri ada protokol kesehatan yang ketat baik
sebelum masuk maupun ketika di dalam. Itu sudah ada protokol kesehatannya,"
kata Mahfud, menegaskan. [qnt]