WahanaNews.co | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan
penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) sebesar
7 ribu megawatt (MW) hingga 2030 mendatang.
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi
Terbarukan Kementerian ESDM Harris Yahya mengatakan penambahan itu juga akan
mendukung capaian target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen
pada 2025.
Baca Juga:
Transisi Energi, PLN Siap Terapkan Dedieselisasi Pembangkit Berskala Kecil
"Kalau kita sekarang lihat baru
2.130 megawatt, yang sudah atau masuk dalam pipeline atau roadmap mudahmudahan
ada tambahan 7 ribuan megawatt lagi," tuturnya dalam webinar yang
diselenggarakan Asosiasi Pemboran Minyak, Gas dan Panas Bumi Indonesia (APMI),
Selasa (16/2/2021).
Menurut Harris target tersebut cukup
wajar mengingat Indonesia memiliki potensi panas bumi mencapai 23,9 gigawatt
(GW).
Di sisi lain, pembangkit panas bumi
juga lebih handal dibandingkan pembangkit lain lantaran dapat beroperasi 90-95
persen dalam setahun.
Baca Juga:
Harga Batu Bara Terbang 12% Lebih, Beruntun Naik 9 Hari
"Full, terus-menerus, sementara
yang lain seperti pembangkit hidro mungkin hanya 60 persen. Kemudian, PLTS
optimalnya hanya siang hari saja, mungkin kalau ditotal 4-5 jam saja. Bayu juga
demikian. Kalau di Indonesia mungkin di 35 persen," imbuhnya.
Di sisi lain, ia juga optimistis harga
listrik dari pembangkit panas bumi akan semakin murah.
Terlebih teknologi pengeboran semakin
berkembang sehingga ongkos yang dikeluarkan dalam eksplorasi dan eksploitasi
juga kian terjangkau.