DSA sempat mengirim pesan suara sambil menangis saat dianiaya oleh Gregorius ke temannya. Dia mengirim pesan tersebut sebelum tak sadarkan diri.
"Sebelum korban ini mengalami fase kritis atau tidak sadarkan diri, sempat mengirim voice note (pesan suara) ke temannya. Sedang dihajar oleh si RT sambil nangis-nangis," kata pengacara korban Dimas Yemahura, di Mapolrestabes Surabaya, Jumat.
Baca Juga:
Soal Realisasi Program Rp100 Juta Per RW, Politisi PKB Beri Pemahaman Lewat Reses
Dimas mengatakan DSA dan Ronald memiliki hubungan asmara sejak lima bulan terakhir. Namun belum diketahui apa yang membuat mereka cekcok hingga terjadi penganiayaan.
Laporan palsu
Tersangka GR sempat melakukan pelaporan palsu bahwa korban, DSA meninggal akibat sakit asam lambung. Laporan tersebut dibuat di Polsek Lakarsantri, Surabaya.
Baca Juga:
Pemprov DKI Gelar Pemutihan Pajak hingga 31 Desember 2025, Ini Syarat dan Cara Bayarnya
"Jadi begini, kami juga mengkritisi karena R, kami kuat dugaan melakukan laporan palsu ke Polsek Lakarsantri. Dia melaporkan bahwasanya ada orang yang meninggal karena sakit asam lambung atau jantung," kata tim kuasa hukum korban, Dimas Yemahura Al Farauq, Kamis (5/10)
Pihak kepolisian menyebutkan bahwa terdapat kejanggalan dari kematian DSA. Satreskrim Polrestabes Surabaya kemudian menindaklanjuti dengan membentuk tim. Jenazah DSA juga diautopsi di RSUD dr Soetomo Surabaya.
Hotman Paris siap bantu keluarga korban