Meskipun sempat berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, ia memilih untuk fokus berkarier di dunia jurnalistik.
Kariernya dimulai sebagai reporter di Harian Kami pada 1967, lalu beralih ke Harian Pedoman setahun kemudian. Bakat dan ketajamannya dalam menulis membuatnya dipercaya menjadi Wakil Pemimpin Redaksi di Majalah Ekspres pada 1970.
Baca Juga:
Dituding Langgar UU Pers, Kejagung Dinilai Kebablasan Jerat Direktur JAK TV
Momen penting dalam kariernya terjadi pada 6 Maret 1971, ketika ia bersama Goenawan Mohamad dan rekan-rekan lainnya mendirikan Majalah Tempo. Majalah ini kemudian menjadi ikon jurnalisme investigatif di Indonesia.
Sebagai salah satu pemimpin Tempo, Fikri berperan besar dalam menjaga kualitas tulisan dan kedalaman analisis majalah tersebut.
Ia dikenal sebagai inovator yang mendorong jurnalisme berbasis riset mendalam serta pelaporan yang akurat dan berimbang.
Baca Juga:
Profesi Wartawan Terseret Konten Parodi, Ini Reaksi Tokoh Pers dan Pengamat soal Konten Saif Hola
Dedikasinya menginspirasi banyak jurnalis untuk menjunjung tinggi integritas dalam pemberitaan.
Penghargaan dan Warisan
Kontribusi besar Fikri di dunia pers mendapat banyak pengakuan.