WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pada 6 Maret 2025, dunia pers Indonesia kehilangan salah satu tokohnya. Fikri Jufri, jurnalis senior sekaligus pendiri Majalah Tempo, meninggal dunia pada usia 89 tahun.
Kepergiannya bertepatan dengan hari kesepuluh peringatan ulang tahun ke-54 majalah yang ia dirikan.
Baca Juga:
Gandeng Jurnalis Kepulauan Seribu, Polres Ajak Jalin Sinergitas Kamtibmas
Sejumlah wartawan senior Tempo serta rekan pendirinya, Goenawan Mohamad, hadir di rumah duka untuk memberikan penghormatan terakhir.
Beberapa tokoh nasional seperti mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim serta mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga turut hadir.
Sebelum dimakamkan di TPU Karet Bivak, jenazah Fikri disemayamkan di Serenia Hills, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Baca Juga:
Iwakum Kecam Doxing terhadap Jurnalis CNN, Ingatkan Potensi Sanksi Hukum
Perjalanan Hidup dan Karier
Fikri Jufri lahir di Jakarta pada 25 Maret 1936. Ia tumbuh dalam keluarga yang mendukung minatnya dalam dunia jurnalistik.
Pendidikan dasarnya dimulai di Algemene Lagere School (ALS), kemudian melanjutkan ke SMP Negeri X dan SMA Kristen Pintu Air di Jakarta.
Meskipun sempat berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, ia memilih untuk fokus berkarier di dunia jurnalistik.
Kariernya dimulai sebagai reporter di Harian Kami pada 1967, lalu beralih ke Harian Pedoman setahun kemudian. Bakat dan ketajamannya dalam menulis membuatnya dipercaya menjadi Wakil Pemimpin Redaksi di Majalah Ekspres pada 1970.
Momen penting dalam kariernya terjadi pada 6 Maret 1971, ketika ia bersama Goenawan Mohamad dan rekan-rekan lainnya mendirikan Majalah Tempo. Majalah ini kemudian menjadi ikon jurnalisme investigatif di Indonesia.
Sebagai salah satu pemimpin Tempo, Fikri berperan besar dalam menjaga kualitas tulisan dan kedalaman analisis majalah tersebut.
Ia dikenal sebagai inovator yang mendorong jurnalisme berbasis riset mendalam serta pelaporan yang akurat dan berimbang.
Dedikasinya menginspirasi banyak jurnalis untuk menjunjung tinggi integritas dalam pemberitaan.
Penghargaan dan Warisan
Kontribusi besar Fikri di dunia pers mendapat banyak pengakuan.
Pada 2018, ia menerima penghargaan atas Pengabdian Seumur Hidup di Bidang Jurnalistik pada Hari Pers Nasional. Selain itu, pada 2017, ia menerbitkan buku otobiografi berjudul Saya Al Jufri Bukan Al Capone, yang menceritakan perjalanan hidup serta tantangan yang ia hadapi di dunia jurnalistik.
Sebagai mentor, Fikri Jufri banyak membimbing generasi muda jurnalis, menanamkan nilai-nilai etika jurnalistik serta teknik wawancara yang kuat.
Warisannya terus hidup dalam karya-karya jurnalistik yang diilhami oleh prinsip-prinsip yang ia junjung tinggi.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]