WAHANANEWS.CO, Jakarta - Konflik panas yang melibatkan tokoh-tokoh nasional kembali memanas. Kali ini, kemarahan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo meledak tak terbendung terhadap Ketua Umum GRIB Jaya, Rosario de Marshall alias Hercules.
Kemurkaan Gatot dipicu oleh serangkaian pernyataan dan sikap Hercules, termasuk ancaman terhadap Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi serta sindiran terhadap Letjen (Purn) Sutiyoso yang disebutnya "mulutnya sudah bau tanah".
Baca Juga:
Tutup Sejarah Panjang, TNI AU Akhiri Operasional Tiga Pesawat C-130B Hercules
Permusuhan ini bermula dari insiden pembakaran mobil polisi di Depok, yang memicu perhatian luas. Sebagai respon, Gubernur Dedi Mulyadi merencanakan pembentukan Satgas Anti Preman.
Keputusan tersebut menuai reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk Hercules yang meminta Dedi merangkul ormas, bukan memusuhinya.
“Sekarang sudah jadi gubernur, rangkul ormas itu. Ajak masyarakat Jabar dan ormas-ormas untuk mendukung program-program gubernur dan bersinergi dengan TNI-Polri,” ujar Hercules.
Baca Juga:
Polda Metro Sebut Pelaku Pembakaran Mobil Polisi di Depok Anggota Ormas GRIB
Namun, pernyataan ini langsung disambar oleh Gatot Nurmantyo yang menilai Hercules seolah memaksa seorang gubernur untuk terlebih dahulu mencintai ormas ketimbang rakyat.
Dalam video yang viral di media sosial, Gatot mengecam keras logika seperti itu.
“Di Jawa Barat kalau ingin didukung Grib harus cinta Grib dulu baru cinta rakyat? Pakai otakmu!” semprot Gatot dengan nada tinggi, seperti terekam dalam unggahan akun X @msaid_didu dan @NeverAlone pada Rabu (30/4/2025).
Dengan nada tajam dan penuh amarah, Gatot mengingatkan bahwa pemimpin daerah dipilih oleh rakyat, bukan oleh ormas manapun.
“Gubernur atau wali kota itu harus cinta rakyat karena yang milih itu rakyat, bukan Grib!” katanya penuh emosi.
Ia mengakui bahwa nada bicaranya mungkin terdengar kasar, tetapi menurutnya itu sepadan dengan gaya Hercules yang kerap lantang dan penuh intimidasi.
“Saya mohon maaf kepada saudara sebangsa dan setanah air, saya tidak biasa bicara keras, tapi dengan preman saya harus bicara terbuka dengan bahasa mereka. Tidak bisa seperti ini dibiarkan,” tegasnya.
Kemarahan Gatot memuncak ketika Hercules menyebut Letjen Purn Sutiyoso dengan nada menghina.
Gatot merasa pernyataan itu tak hanya tidak sopan, tetapi juga melecehkan pengabdian purnawirawan TNI.
“Kau dulu yang gandeng purnawirawan, sekarang ngomong seenaknya. Sudah jadi raja kau?!” sentaknya.
Ia juga menuding Hercules sebagai “preman yang menyamar jadi ormas” dan menantangnya untuk benar-benar membuktikan bahwa dirinya layak disebut pejuang rakyat.
Gatot turut menyinggung insiden penyerangan terhadap polisi di Depok, yang disebutnya sebagai bentuk penghinaan terhadap negara dan hukum. “Polisi itu alat negara. Saat bertugas justru diadang dan dibakar mobilnya. Negara macam apa ini?” kecamnya.
Lebih lanjut, Gatot menegaskan bahwa setiap purnawirawan, termasuk dirinya dan Sutiyoso, berhak dihormati atas jasa mereka.
“Pak Sutiyoso purnawirawan bintang tiga, sama seperti saya yang pernah berdarah-darah di Timor-Timur membela bangsa ini,” ujarnya dengan suara bergetar.
Ia menutup pernyataannya dengan peringatan keras: jika kekuasaan jatuh ke tangan preman, maka keruntuhan negara bukan hal mustahil.
Namun, Hercules tak tinggal diam. Menanggapi kritik keras Gatot, ia justru tertawa dan memberikan sindiran tajam.
“Katanya mau kudeta presiden, kepala kamu yang saya kudeta! Tulis itu!” tukasnya kepada wartawan.
Ia membela posisi politik Gibran dan Prabowo, dengan menegaskan bahwa mereka dipilih oleh rakyat dan tidak bisa dimakzulkan seenaknya.
Konflik ini diduga turut dipicu oleh tuntutan Forum Purnawirawan TNI-Polri yang mengajukan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke MPR.
Sebelumnya, Letjen Purn Sutiyoso menyatakan dukungan terhadap rencana Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk merevisi UU Ormas.
Sutiyoso mengungkap pengalaman panjangnya menghadapi ormas yang bertindak seperti preman, sejak menjabat Pangdam Jaya hingga Gubernur DKI Jakarta.
Ia menekankan perlunya menertibkan perilaku dan penampilan ormas, yang menurutnya sudah melewati batas dengan meniru atribut militer.
“Saya sangat mendukung revisi UU Ormas. Bukan cuma perilaku mereka, tapi juga cara berpakaian mereka harus diatur,” tegasnya.
Ia secara khusus menyayangkan ormas yang menggunakan baret merah ala Kopassus.
“Itu simbol yang penuh perjuangan. Untuk dapat baret itu harus tempuh pelatihan berat berbulan-bulan. Sekarang dipakai ormas seenaknya? Kami kecewa!” kata Sutiyoso.
Pernyataan inilah yang disindir Hercules. Ia meminta Sutiyoso untuk tidak ikut campur urusan ormas.
“Mulutmu sudah bau tanah, Pak. Sudahlah, jangan menyinggung kita,” kata Hercules lantang di sela mendampingi Razman Arif Nasution di PN Jakarta Utara.
Hercules yang dikenal sebagai mantan preman Tanah Abang era 1980-an, kini adalah Ketua Umum GRIB Jaya yang ia dirikan pada 2011.
Saat Pilpres 2024, GRIB menyatakan dukungan penuh untuk pasangan Prabowo-Gibran, dukungan yang disebut Hercules sebagai harga mati.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]