WAHANANEWS.CO, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI sekaligus Ketua MPR RI ke-15 dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila, Bambang Soesatyo mengunggah tulisan tentang Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melalui akun Instagram @bambang.soesatyo.
Ia memuji gaya bicara lugas Purbaya yang menurutnya mampu menggugah publik soal persoalan ekonomi nasional.
Baca Juga:
Perekonomian Nasional Kuat, Pemerintah Siapkan Lanjutan Program Unggulan 2026
Dalam unggahan itu, Bambang mengungkap kekagumannya terhadap kalimat Purbaya yang ia nilai membuka cakrawala masyarakat luas.
Ia mengutip pernyataan Purbaya pada sebuah acara yang menyinggung utang dan dugaan kebocoran anggaran negara.
"Negeri ini selama sepuluh tahun menambah utang lebih dari tujuh ribu triliun, dikorupsi tiga ribu triliun, dan anehnya... kok tidak bisa bayar cicilan bunga tiga ratus triliun," ujar Purbaya.
Baca Juga:
Bahlil Sebut Hilirisasi Harus Berkeadilan, Sesuai Sila ke-5 Pancasila
Bambang menilai tutur tersebut disampaikan tanpa diksi akademik atau bahasa teknokratik yang rumit.
Menurutnya, kalimat itu justru sederhana namun berdampak besar karena mudah dipahami publik. Ia menilai gaya tersebut membuka ruang diskusi ekonomi yang selama ini dianggap hanya milik kelas atas.
Bambang menyebut bahwa selama bertahun-tahun ekonomi seperti bahasa kasta atas.
Ia menilai istilah seperti “defisit” terdengar menyeramkan dan “surplus” seakan membawa kabar baik, meski masyarakat tak tahu manfaatnya untuk mereka.
Kini, kata Bambang, kehadiran Purbaya meruntuhkan batasan elitisme ekonomi tersebut. Istilah “kebocoran” yang digunakan Purbaya dinilai memantik kesadaran masyarakat terhadap aliran anggaran publik.
Menurutnya, masyarakat mulai bertanya kenapa anggaran tak sampai ke rakyat kecil. Ia menilai pernyataan Purbaya membuat publik lebih kritis terhadap pengelolaan uang negara.
Dalam unggahan itu, Bambang juga mengutip analogi Purbaya soal dana daerah yang disimpan di deposito. Purbaya menyebut kondisi itu ibarat mobil dinas yang diparkir tanpa kunci dan memungkinkan siapa saja memanfaatkannya.
Bambang menilai persoalan bangsa bukan soal kurang uang. Namun soal kurang keberanian menjaga transparansi dan memastikan uang negara bekerja untuk rakyat.
"Ekonomi bukan hanya soal APBN, tetapi cermin moral bangsa," tulis Bamsoet mengutip Purbaya. Ia menambahkan bahwa integritas lebih penting daripada sekadar menambah anggaran.
Bambang menutup tulisannya dengan menyebut Purbaya "bukan sedang membakar, tapi menyalakan." Menurutnya, Purbaya menggugah kesadaran publik untuk lebih kritis terhadap pengelolaan ekonomi negara.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]