WAHANANEWS.CO, Jakarta - Genap satu bulan sejak banjir besar melanda Sumatera, data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat angka korban jiwa terus bertambah hingga menembus ribuan orang per Kamis (25/12/2025).
Total korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi sejak akhir November lalu kini mencapai 1.135 orang, meningkat dibandingkan sehari sebelumnya yang tercatat 1.129 jiwa.
Baca Juga:
"Ingin Natal Terang, Warga Sibio Bio Tunggu Realisasi 'Mimpi Sinar PLN' Pasca Bencana"
“Per hari ini, ada penambahan jumlah korban jiwa sebanyak 6 jiwa,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (25/12/2025).
Abdul Muhari menjelaskan, lonjakan angka kematian tersebut berasal dari hasil pembaruan data lapangan yang masih berlangsung di sejumlah wilayah terdampak.
Berdasarkan rekapitulasi BNPB, wilayah dengan korban meninggal terbanyak adalah Aceh Utara dengan 205 orang, disusul Tapanuli Tengah sebanyak 191 orang, serta Tapanuli Selatan yang mencatat 133 korban jiwa.
Baca Juga:
Usai KDM Setop Izin Bangun Rumah di Jabar, Nusron Ingatkan Hal Ini
Selain korban meninggal, BNPB juga mencatat masih ada ratusan warga yang belum ditemukan hingga hari ini akibat terseret banjir bandang dan tertimbun longsor.
Jumlah orang hilang akibat bencana banjir Sumatera tercatat sebanyak 173 orang, turun tipis dibandingkan data sehari sebelumnya.
Dampak bencana juga memaksa ratusan ribu warga meninggalkan tempat tinggal mereka sejak air bah dan longsor menerjang kawasan permukiman pada penghujung November 2025.
“Sebanyak 489.864 orang mengungsi akibat air bah dan tanah longsor pengujung November lalu,” ujar Abdul Muhari.
Data BNPB menunjukkan jumlah pengungsi terbanyak berada di Aceh Utara dengan 166,9 ribu orang, diikuti Aceh Tamiang sebanyak 150,5 ribu pengungsi, serta Gayo Lues dengan 33,8 ribu orang mengungsi.
Kerusakan fisik akibat banjir Sumatera juga tergolong masif dengan ratusan ribu rumah warga terdampak berbagai tingkat kerusakan.
Hingga Kamis (25/12/2025), BNPB mencatat sebanyak 157.838 rumah rusak yang terdiri atas 47.165 rumah rusak berat, 33.276 rumah rusak sedang, dan 77.397 rumah rusak ringan.
Tak hanya permukiman, kerusakan juga meluas ke fasilitas publik yang menopang aktivitas masyarakat di wilayah terdampak.
Fasilitas umum yang rusak mencapai sekitar 1,9 ribu unit, termasuk 200 fasilitas kesehatan yang terdampak bencana.
Selain itu, fasilitas pendidikan tercatat rusak sebanyak 875 unit, rumah ibadah 806 unit, gedung perkantoran 291 unit, serta 734 jembatan mengalami kerusakan akibat banjir dan longsor.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]