WahanaNews.co | Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menyatakan kesigapan desa memberikan dampak nyata dalam mengurangi dampak negatif selama pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Hal itu tampak dari rendahnya kasus positif Covid-19 dan yang meninggal di seluruh desa di Indonesia, jika dibandingkan angka nasional.
“Sepanjang pandemi 2020-2021, tercatat 659.136 warga desa positif Covid-19, sementara di tingkat nasional mencapai 4.267.451 orang. Sebanyak 38.447 penderita meninggal di desa, sementara pada tingkat nasional telah meninggal 144.144 orang,” ujar Menteri Abdul Halim Iskandar pada puncak Peringatan Sewindu Undang-Undang Desa (2014-2022) di Kasepuhan Ciptagelar, Desa Sirnaresmi, Cisolok, Sukabumi, Sabtu (15/1/2022).
Baca Juga:
Pj Bupati Dairi Terima Penghargaan Pengembangan TTG dari Kemendes PDTT RI
Dia mengatakan sebagaimana dirasakan oleh semua warga negara di republik ini, bahkan di seluruh penjuru dunia, sejak awal 2020 Covid-19 menginveksi dan mengakibatkan berjuta-juta penduduk dunia meninggal.
Lantaran masif dan luasnya jangkauan virus yang meletup pertama kali di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, ini menjangkiti dunia, status pandemi diterapkan di banyak negara, termasuk Indonesia.
"Bencana non-alam ini, mau tidak mau, sampai juga ke desa. Kedahsyatan penyebaran dan penularan virus ini sulit dikendalikan. Karena itu, desa-desa harus dipersiapkan menanggulanginya agar dampak Covid-19 di desa tetap dapat dikendalikan,” ujarnya.
Baca Juga:
Program Beasiswa Kuliah Anak Transmigran dari Kemendes PDTT
Pria yang akrab dengan panggilan Gus Halim ini menuturkan melalui Program Desa Tanggap Covid-19, desa-desa secara mandiri membentuk Relawan Desa Lawan Covid-19, sebuah tim relawan tingkat desa yang melibatkan semua unsur masyarakat. Mereka bekerja dengan prinsip gotong-royong.
Selama pandemi ini telah dilaksanakan sosialisasi hidup sehat di 59.125 desa pada 2020 dan 47.535 desa pada 2021.
Penyediaan tempat cuci tangan di tempat-tempat publik dilakukan oleh 56.056 desa pada 2020 dan 48.416 desa pada 2021; penyemprotan disinfektan dilaksanakan di 57.154 desa pada 2020 dan 45.103 desa pada 2021. Pos Gerbang Desa untuk mengendalikan mobilitas warga dibangun di 50.845 desa pada 2020 dan 49.022 desa pada 2021.
"Sudah ada 39.683 desa yang melaksanakan pengadaan masker gratis bagi warga pada 2020, dan 46.648 desa pada 2021,” papar penerima doktor honoris causa dari Universitas Negeri Yogyakarta itu.
Selain itu, kata Gus Halim, 1.880.174 Relawan Desa Lawan Covid-19 pada 2020 dan 1.684.598 relawan pada 2021 telah mendirikan tempat isolasi, mencakup 85.168 tempat tidur pada 2020 dan 91.094 tempat tidur pada 2021. Tempat isolasi ini telah dimanfaatkan oleh 191.610 warga desa pada 2020 dan 44.601 warga desa pada 2021. Relawan juga mendata 1.044.558 pendatang pada 2020 dan 286.091 pendatang pada 2021; 119.860 warga yang rentan sakit pada 2020 dan 1.538.574 warga pada 2021.
”Hormat yang setingi-tingginya kepada seluruh Relawan Desa Lawan Covid-19, yang telah bekerja sungguh-sungguh. Meski tanpa honor, tetap bekerja tanpa lelah, tanpa keluh, dan tanpa kesah,” ujarnya.
Meski demikian, Gus Halim tetap mengajak warga desa untuk tidak lengah karena virus ini masih ada dan terus bermutasi.
"Tetap tegakkan protokol kesehatan. Tetapa pakai masker, dan segera vaksinasi,” imbaunya.
Untuk diketahui Peringatan Sewindu UU Nomo 6/2014 tentang Desa diperingati secara sederhana di Kasepuhan Kasepuhan Ciptagelar, Desa Sirnaresmi, Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. Dalam acara bertajuk Selamatan Desa ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan desa dari seluruh Indonesia baik yang hadir secara langsung maupun yang mengikuti secara virtual. [rin]