WahanaNews.co | SETARA Institute merilis hasil riset pelanggaran Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan (KBB) di Indonesia. Berdasarkan laporan, Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur menyumbang jumlah pelanggaran yang tinggi dan alami peningkatan dari tahun sebelumnya.
Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Hivos) melaporkan peristiwa pelanggaran KBB di dua provinsi tersebut meningkat pada 2020. Selain Jatim dan Jabar, provinsi Sulawesi Selatan juga disebut sebagai daerah dengan tingkat pelanggaran KBB tertinggi.
Baca Juga:
Polda Metro Jaya Selidiki Kasus Dugaan Penistaan Agama oleh Eks Kepala Kantor Bandara
Menurut laporan riset SETARA Institute, tingkat pelanggaran KBB di Indonesia tahun 2020 sebanyak 180 peristiwa pelanggaran KBB dengan 422 tindakan. Angka ini melonjak dari 2019 dengan 327 tindakan.
Menurut catatan itu, Jabar melaporkan 39 kasus pelanggaran KBB dan Jatim 23 kasus. Sedangkan Sulawesi Selatan 8 kasus.
Kendati demikian, Project Manager Creative Youth for Tolerance (Create) dari Hivos, Mohamad Miqdad mengatakan telah terjadi peningkatan sikap terhadap isu toleransi dan pluralisme terutama di Jabar, Jatim, dan Sulawesi Selatan.
Baca Juga:
Dugaan Penistaan Agama, Polda Metro Jaya Panggil Istri Pejabat Kemenhub
Create mengklaim sudah mengadopsi pendekatan berbasis seni dan budaya yang inovatif untuk mempromosikan toleransi dan pluralisme di tingkat sekolah menengah.
Hal itu diklaim mampu meningkatkan kapasitas dan kemauan di kalangan anak muda untuk mengelola perbedaan secara konstruktif.
Sebanyak 276 siswa ikut serta dalam program kegiatan yang dilakukan pada Desember 2020-Agustus 2021 tersebut.
Hasilnya sebanyak 154 siswa atau 55,8 persen peserta tercatat mengalami peningkatan sikap terhadap isu toleransi dan pluralisme.
Hal ini ditandai dengan semakin terbukanya sikap siswa dalam mendukung isu kesetaraan gender dalam kehidupan sehari-hari dan kesediaan untuk mendukung pemenuhan hak masyarakat marjinal.
"Mereka juga percaya bahwa memiliki teman yang berbeda agama atau kepercayaan akan membawa manfaat bagi mereka untuk mempelajari hal-hal baru. Mereka juga mendukung kelompok minoritas dan rentan untuk menjadi pemimpin di masyarakat, dan melindungi mereka dari pengganggu atau jenis kekerasan lainnya," kata Miqdad.
Peningkatan sikap toleransi lebih signifikan pada siswa perempuan sebanyak 120 orang dari total 193 orang (62,2 persen) yang mengalami peningkatan toleransi. Sementara pada laki-laki sebanyak 34 orang dari 83 orang (41,04 persen) mengalami peningkatan toleransi.
Sebelumnya, riset SETARA Institute melaporkan 422 tindakan pelanggaran KBB ditemukan sepanjang tahun 2020. Dari angka itu, sebanyak 238 di antaranya dilakukan oleh aktor negara seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan kepolisian. [rin]