WahanaNews.co | Pakar
minta Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pejabat tinggi negara lainnya untuk tak
lagi menggunakan aplikasi pesan Whatsapp guna menghindari pergerakan spyware
Pegasus.
Baca Juga:
Waspada! Aplikasi di Android Ini Bisa Bajak Rekening Loh...
Apalagi, berdasarkan laporan Amnesty Internasional, ada
sejumlah Presiden, Perdana Menteri dan Raja yang menjadi target dari malware
buatan NSO, perusahaan asal Israel. Salah satunya adalah Presiden Prancis,
Emmanuel Macron.
Oleh karena itu, pakar keamanan siber dari Lembaga Riset
Siber CISSReC Pratama Persadha menyarankan agar pejabat negara tak menggunakan
Whatsapp. Sebab, ancaman serupa juga bisa terjadi ke presiden maupun para
pejabat di tanah air.
"Presiden (Jokowi) dan para pejabat penting negara
harus waspada, disarankan tidak lagi memakai Whatsapp karena menjadi pintu
masuk Pegasus," tutur Pratama dalam keterangannya, Sabtu (24/7).
Baca Juga:
Simak, Tanda-tanda Jika Ponsel Anda Diserang Malware
Pasalnya, Pegasus bisa melakukan segala hal di smartphone
pengguna dengan mengendalikannya dari dashboard. Bahkan bisa melakukan
pengiriman pesan, panggilan dan perekamanan yang tidak kita lakukan.
Selain itu, Pratama menyebut kasus Pegasus lain yang paling
ramai adalah peretasan ponsel iPhone milik Jeff Bezos. Ponselnya diretas sesaat
setelah komunikasi dengan Pangeran Saudi Muhammad bin Salmanl,"
Peretasan itu berakhir dengan terkuaknya foto-foto dan chat
pribadi dengan selingkuhannya ke publik, seorang pembawa berita nasional di AS,
dan Bezos bercerai dari istrinya. Dari tim forensik yang memeriksa ponsel Bezos
ditemukan bukti yang mengarah pada ponsel telah diretas oleh Pegasus.
Hal ini bisa terjadi lantaran Pegasus bisa memata-matai
semua aplikasi yang ada di dalam ponsel, tidak hanya aplikasi Whatsapp saja.
Lebih jauh, Pegasus dapat mengumpulkan semua data ponsel
jika malware berhasil ditanamkan, maka data dari ponsel bisa disedot dan
dikirim ke server pengirim malware. Bahkan yang lebih mengerikan, Pegasus bisa
menyalakan kamera atau mikrofon pada ponsel untuk membuat rekaman secara rahasia.
Solusi Spyware
Pegasus
Disampaikan Pratama, upaya yang bisa dilakukan saat ini
adalah melakukan forensik pada perangkat gawai yang dibawa.
Selanjutnya, melakukan protokol keamanan untuk nomor yang
dipakai komunikasi antar petinggi negara harus dirahasiakan tidak boleh bocor
ke siapapun. Sebab, nomor ini menjadi pintu masuk dari pegasus lewat Whatsapp.
"Ponsel apapun termasuk iPhone masih bisa ditembus oleh
Pegasus. Langkah preventif yang paling bisa dilakukan adalah menggunakan
software enkripsi, sehingga data yang ditransmisikan atau dicuri oleh pegasus
tidak serta merta langsung bisa dibuka atau diolah," ujarnya.
Pratama menilai hal ini seharusnya bisa menjadi pengingat
bagi Indonesia terkait pentingnya mengembangkan perangkat keras sendiri.
"Bagi Indonesia ini seharusnya menjadi pegingat
pentingnya kita mengembangkan perangkat keras sendiri serta aplikasi chat serta
email yang aman digunakan oleh negara, sehingga mengurangi resiko eksploitasi
keamanan oleh pihak asing," ucap Pratama.
Pembelaan Whatsapp
Sebelumnya saat spyware Pegasus ramai dibicarakan akhir
tahun lalu, Whatsapp sempat mengumumkan bahwa layanan pesan instan itu sudah
kebal Pegasus. WhatsApp APAC Communications Director, Sravanthi Dev dalam
diskusi virtual, Kamis (27/8/2020) menyebut mereka telah menambal celah
keamanan pada aplikasi itu yang jadi jalan masuk Pegasus.
Lebih lanjut, Whatsapp mengklaim bahwa pesan pengguna tetap
aman dari intipan pihak ketiga, termasuk Whatsapp sendiri, karena terlindung
oleh enkripsi end-to-end.
Saat laporan dari Amnesty Internasional terkait Pegasus
kembali muncul, bos Whatsapp will Cathcart berkilah malware itu bukan hanya
memanfaatkan celah keamanan Whatsapp, tapi juga kerentanan sistem operasi
ponsel. [qnt]