WahanaNews.co | Investigasi
oleh konsorsium jurnalis internasional yang diterbitkan di awal pekan ini mengungkapkan
fakta bahwa politisi, eksekutif bisnis, jurnalis, dan aktivis dari seluruh
dunia saat ini jadi target malware Pegasus yang dikembangkan perusahaan NSO
Group Israel.
Baca Juga:
Waspada! Aplikasi di Android Ini Bisa Bajak Rekening Loh...
Perangkat lunak spyware Pegasus diduga disalahgunakan oleh
pemerintah, dilaporkan beberapa media yang bergabung dalam penyelidikan
kebocoran data. Sejak 2016, basis data yang bocor berisi lebih dari 50.000
nomor telepon orang penting.
Organisasi nirlaba jurnalisme yang berbasis di Prancis,
Forbidden Stories, dan organisasi HAM Amnesty International awalnya mengakses
daftar tersebut dan kemudian membagikannya dengan mitra media sebagai bagian
dari Proyek Pegasus, kata surat kabar Guardian.
Surat kabar Inggris itu menambahkan bahwa penyebutan nomor
telepon tidak berarti telepon yang bersangkutan terinfeksi oleh Pegasus atau
ada upaya peretasan. Namun, konsorsium meyakini daftar itu merupakan indikasi
target potensial klien NSO.
Baca Juga:
Simak, Tanda-tanda Jika Ponsel Anda Diserang Malware
Outlet media yang berpartisipasi dalam proyek ini mampu
mengidentifikasi sekitar 1.000 individu dari 50 negara yang menjadi target
potensial klien NSO. Mereka adalah 85 aktivis hak asasi manusia, 189 jurnalis,
setidaknya 65 eksekutif bisnis dan lebih dari 600 politisi dan pejabat
pemerintah termasuk presiden, perdana menteri, dan menteri kabinet.
Apa itu Pegasus?