WahanaNews.co | Hasil survei yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerja sama dengan Katadata Insight Center menunjukkan skor literasi digital Indonesia pada tahun 2021 di angka 3.49 dari 5.00.
Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi menyebut, meski indeks literasi digital terjadi kenaikan dibanding 2020, namun pilar keamanan digital masih tergolong rendah dengan skor 3,10.
Baca Juga:
Buntut Panjang Perselisihan Poltracking dan Persepi: Data Survei hingga Target Sanksi
“Menurut survei yang tadi di sampaikan hasilnya, di Indonesia ini sebetulnya sudah menuju baik untuk literasi digital nya. Tetapi masih ada PR. Misalnya dari keempat hal atau keempat pilar yang tadi sebutkan safety, culture, skills dan ethic itu ada satu yang masih punya PR yakni digital safety atau keamanan digital,” ungkap Jubir Kominfo kepada wartawan di sela-sela Konferensi Pers Survei Indeks Literasi Digital, Kamis (20/01/2022), di Jakarta Pusat.
Dedy mencontohkan, masih rendahnya keamanan digital di kalangan masyarakat, yaitu dengan mudahnya masyarakat mengunggah data pribadi ke ruang digital.
“Contoh yang paling terkini yang kita bisa lihat karena masyarakat mulai banyak mengenal NFT (Non Fungible Token), yang kemarin di cukup naik isunya karena figure Ghazali. Kemudian, orang mencoba-coba untuk bertransaksi juga di ruang digital. Nah, ada yang kemudian mengupload foto selfie bersama KTP. Itu sebetulnya menunjukkan bahwa dari sisi digital safety kemampuan masyarakat untuk melindungi atau aman di dalam berselancar di internet itu masih perlu ditingkatkan,” papar Dedy Permadi.
Baca Juga:
Edy-Hasan Kandas di Survei, PDIP Banyak Pilih Paslon Bobby-Surya
“Kenapa kok selfie dengan KTP itu sangat tidak disarankan. Karena, KTP itu adalah data pribadi nanti, kalau disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, pinjol ilegal untuk mengakses data pribadi yang lain di platform tertentu. Karena kan, kita bisa menggunakan NIK untuk mengakses sistem elektronik tertentu ya. Jadi kalau sistem kita di akses oleh orang lain bagaimana,” sambungnya.
Guna meningkatkan literasi digital masyarakat, Kominfo pada tahun ini akan memberikan pelatihan kepada 5.5 juta orang.
“Kementerian kominfo di tahun 2021 Itu sudah melakukan pelatihan terhadap 12,5 juta masyarakat pelatihan literasi digital yang terdiri dari empat pilar yang tadi saya sebutkan. Di tahun 2022 ini sementara kita akan mengupayakan untuk melatih 5,5 juta orang. Tetapi kemudian nanti akan kita evaluasi jika itu perlu ditambah kita mungkin akan tambah. Tetapi, sekali lagi ini tidak bisa berhenti di pemerintah saja masyarakat juga perlu berperan aktif ya orang tua misalnya menjaga anaknya ketika berselancar di internet sangat penting,” tegas Jubir Kominfo.
Secara khusus, Dedy Permadi menilai survei yang telah berjalan sejak 2020 bersama Katadata Insight Center, merupakan upaya agar berbagai stakeholder terkait mulai dari pemerintah pusat, daerah hingga komunitas bisa mencermati perkembangan literasi digital.
“Apalagi dengan tadi yang saya sampaikan ada teknologi baru seperti Metaverse, yang sebetulnya sudah ada sejak beberapa tahun lalu tetapi kemudian baru naik ke permukaan setelah ada fenomena-fenomena yang selama ini terjadi. misalnya perusahaan Meta di US dan sebagainya. kita harapkan dengan tantangan-tantangan baru di ruang digital itu, kita semakin bijak dalam berinternet bermedia sosial ataupun bermetaverse. Jadi itu pun, kita harus bisa tadi dengan bijak sesuai dengan 4 unsur tadi tetap beretika, tetap aman, tetap berbudaya, dan tetap cakap,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Samuel Abrijani Pangerapan mengharapkan, survei indeks literasi digital dilakukan pada tahun-tahun mendatang, sebagai dasar pengukuran dan evaluasi.
“Saya harap hasil survei ini dapat menjadi pondasi kuat bagi perencanaan, pengambilan putusan program literasi digital di tahun 2022. Dan juga dapat menjadi sumber informasi bagi rakyat Indonesia. Saya harapkan juga survei ini dapat kita lakukan di tahun-tahun selanjutnya. Untuk mengukur dan mengevaluasi apakah sekarang perlu perbaikan untuk tahun-tahun berikutnya,” kata Dirjen Samuel.
Indeks Literasi Digital 2021 menunjukkan terjadi sedikit peningkatan dari 2020, yaitu dari 3.46 ke 3.49. Peningkatan terjadi pada Digital Skills dan Digital Culture.
Sedangkan, penurunan pada Digital Ethics dan Digital Safety. Survei juga menunjukkan makin banyak responden yang menganggap hoaks permasalahan serius.
Survei dilakukan kepada 10.000 responden dengan usia 13-70 tahun, pada 4-24 Oktober 2021 di 34 provinsi. [rin]