WahanaNews.co | Tak banyak yang tahu, ternyata Indonesia masih memiliki “utang tersembunyi” ke China.
Jumlah utang tersembunyi Indonesia ke China pun tak sedikit jumlahnya.
Baca Juga:
Sinergi Kementerian PU dan Kementerian Transmigrasi, Dukung Pengembangan Infrastruktur di Kawasan Transmigrasi
Utang terselubung itu ternyata mengalir ke sejumlah mega proyek infrastruktur Indonesia.
Negara Indonesia dianggap memiliki jalinan khusus dengan negara China.
Hal ini lantaran China sering disebut-sebut campur tangan dengan perkembangan Indonesia, termasuk soal pengelolaan perekonomian Indonesia.
Baca Juga:
Selesai Dibangun, Flyover Sekip Ujung di Simpang Angkatan 66 Palembang Mulai Beroperasi
Bahkan, diduga kuat, negeri Tirai Bambu tersebut menjadi aktor dalam pembiayaan sejumlah pembangunan infrastruktur Indonesia.
Hal itu dinamakan sebagai utang tersembunyi.
Berdasarkan laporan lembaga riset asal Amerika Serikat, Aiddata, yang mengungkapkan bahwa dana utang tersembunyi Indonesia dan China itu telah terjadi sepanjang 2000-2017.
Tak main-main, Indonesia menumpuk utang dengan nilai fantastis, yakni mencapai USD 34,38 miliar atau setara Rp 488,9 Triliun.
Nilai tersebut setara 1,6 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Utang terselubung itu ternyata mengalir ke sejumlah mega proyek infrastruktur Indonesia.
Penasaran, apa saja mega proyek infrastruktur Indonesia yang dibiayai China itu?
Merangkum dari YouTube Data Fakta 14 Juni 2022, berikut daftar mega proyek infrastruktur Indonesia yang dibiayai China:
Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCIB)
Proyek Kereta cepat Jakarta-Bandung menuai sorotan lantaran disebut-sebut dibiayai oleh China.
Dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, disebutkan bahwa investasi sebesar USD 5,573 Miliar tersebut tidak menggunakan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan tanpa jaminan pemerintah.
Investasi tersebut diketahui dibiayai secara mandiri oleh konsorsium BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan perusahaan China, yakni China Railway, dengan pola business to business (bisnis ke bisnis).
Sayangnya, biaya pengerjaan proyek tersebut membengkak hingga mencapai 27,09 triliun.
Atas langkah ini, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, lantas mengubah Peraturan Presiden demi mempercepat penyelenggaraan prasarana dan sarana kereta cepat antara Jakarta dan Bandung.
Peraturan tersebut kemudian mengizinkan adanya penggunaan APBN untuk mendanai proyek oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), ditambah dengan konsorsium BUMN dan tentunya bantuan dari China Railway.
Tol Medan-Kualanamu
Porsi pengerjaan tol Trans-Sumatera ruas Medan-Kualanamu ternyata lebih banyak dikerjakan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat).
Namun, besaran dana dari pengerjaan proyek tersebut ternyata tak cuma ditanggung pemerintah, melainkan juga China.
Pemerintah mendapatkan pinjaman dari China yang memenuhi hampir seluruh kebutuhan dana.
Direktur Jenderal Bina Marga Kemen-PUPR, Herdiyanto W Husaini, mengatakan, total biaya investasi sebanyak 1,4 triliun tersebut mendapat biaya dari China sebesar 90 persen.
China tertarik memberikan pinjaman proyek tol tersebut sejak masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Namun, Herdiyanto menampik jika Indonesia terlalu bergantung soal mega proyek ini kepada China.
Sebab, dikatakannya, dari total keseluruhan ruas tol tersebut, yang panjangnya 61,7 km, China hanya membiayai sekitar 17 km saja.
Diketahui, proyek tersebut dibiayai oleh perusahan ekspor-impor, Exim The Export-Import Bank of China, senilai USD 122,43 juta, yang kemudian diresmikan di pemerintahan Joko Widodo dan telah beroperasi di tahun 2018.
Waduk Jatigede
Tak cuma di sisi transportasi, China juga diketahui menandai mega proyek lainnya, yakni Waduk Jatigede, Jawa Barat.
Infrastruktur yang terletak di Sumedang itu diketahui menelan dana sebesar USD 215,62 juta.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko mengatakan, proyek itu dibiayai oleh perusahan China, yakni Exim The Export-Import Bank of China.
Lewat pinjaman biaya tersebut, waduk diharapkan dapat memberi solusi dan manfaat kebaikan bagi warga Jabar.
Sebelumnya, rencana pembangunan tersebut telah dimulai dejak era pemerintahan Ir Soekarno, tetapi bendungan jumbo tersebut baru dapat direalisasikan pada 2008 dan diresmikan di tahun 2015.
Demikian sejumlah mega proyek di Indonesia yang dibiayai oleh negara China. [gun]