PDIP menilai hal tersebut sebagai sebuah doa provokatif dan
tidak mencerminkan akhlak yang baik. Apalagi, diucapkan oleh seorang ulama.
"Sikap seperti itu bukan akhlak yang baik, apalagi jika
disampaikan oleh seseorang yang mengaku ulama, sama sekali tidak dicontohkan
oleh junjungan umat Islam Nabi Besar Muhammad SAW. Rasulullah melarang keras
mendoakan orang lain cepat meninggal dunia, apalagi jika orang yang didoakan
itu adalah sesama muslim," kata Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah dalam
keterangannya yang diterima detikcom, Senin (16/11).
Baca Juga:
Bupati Labura Lepas Keberangkatan 237 Calon Haji: Doa dan Harapan untuk Dhuyufurrahman
Menurut Basarah, tindakan tersebut memang ditujukan untuk
memprovokasi PDIP agar membalas pernyataan tersebut dengan sikap anarkis.
Namun, ia menegaskan, PDIP tidak terpengaruh oleh doa yang provokatif.
"Kami sadar betul bahwa tindakan tersebut memang untuk
memprovokasi keluarga besar PDI Perjuangan agar bereaksi dan membalas dengan
tindakan yang anarkis, tapi alhamdulillah kami tidak akan terpengaruh dengan
'doa provokatif' tersebut karena kami sangat mencintai persatuan bangsa
Indonesia," ujarnya.
Tidak hanya PDIP, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi juga
menanggapi hal terebut. Fachrul Razi mengatakan Nabi tidak pernah mencontohkan
doa yang jelek.
Baca Juga:
14 Jemaah Haji Kabupaten Karo Berangkat dengan Harapan dan Doa
"Nabi nggak pernah mencontohkan doa yang jelek,"
ujar Fachrul kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (18/11).
Fachrul pun meminta semua orang agar membuat doa yang baik
saat berdoa. "Ya saya sudah bilang, semua orang. Kalau doa, doa yang
baiklah. Masak doa yang jelek gitu. Nggak ada," ujarnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.