Berikut sejumlah poin-poin penting AHY dalam pidatonya.
1. Sebut ekonomi dan kesejahteraan rakyat masih rendah
Baca Juga:
Kementerian PU Komitmen Lanjutkan Pembangunan Infrastruktur Demi Kesejahteraan Rakyat
AHY mengakui ekonomi dan kesejahteraan terdapat beberapa capaian. Namun, sembilan tahun terakhir atau dua periode Jokowi menjabat presiden terjadi sejumlah kemandekan dan kemunduran serius.
"Pertumbuhan ekonomi menurun. Jauh di bawah yang dijanjikan 7 persen hingga 8 persen. Pertumbuhan ekonomi stagnan di angka 5 persen. Bahkan, sempat anjlok ketika diterjang pandemi Covid-19," ujar dia.
Akibatnya, kata AHY, penghasilan dunia usaha dan kesejahteraan rakyat terpukul.
Baca Juga:
Terapkan Environmental Remediation, Upaya Kementerian PU Atasi Penurunan Tanah di DKI Jakarta
Daya beli golongan menengah ke bawah juga menurun. AHY menyebut kemiskinan dan pengangguran meningkat.
"Sementara itu, ketika ekonomi tumbuh rendah, yang meroket justru utang kita, baik utang pemerintah maupun BUMN," tuturnya.
Menurut AHY, pemerintah tak bisa berdalih lambatnya pertumbuhan ekonomi karena pandemi Covid-19. Argumentasi seperti ini, kata dia, hanya separuh benar.