WahanaNews.co | Saat
rapat paripurna pengesahan RUU Cipta Kerja beberapa waktu lalu, diberitakan Ketua
DPR Puan Maharani mematikan mikrofon anggota Fraksi Partai Demokrat (PD). Momen
ini pun jadi sorotan banyak pihak.
Baca Juga:
DPR Siapkan Langkah Tindak Lanjut Usai Haji, Termasuk Pansus Jika Diperlukan
Dia mematikan mikrofon anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI
yang melakukan interupsi di tengah sidang paripurna pengesahan omnibus law
Oktober lalu.
Sikap Puan itu disinggung kembali oleh Boy William. YouTuber
itu berkesempatan masuk ke dalam gedung DPR RI lewat acaranya di YouTube yang
bertajuk Di Balik Pintu. Kepada Boy William, Puan menyampaikan apa yang terjadi
dari kacamatanya saat rapat paripurna itu berlangsung.
"DPR itu punya aturan, punya tata tertib. Semua anggota
DPR itu memang punya hak untuk berbicara. Kita yang pimpin itu ada berlima dan
siapa yang akan memimpin itu kesepakatan dari hasil rapat pimpinan," buka
Puan Maharani.
Baca Juga:
Puan Desak Evaluasi Total SPMB 2025, Soroti Sistem Zonasi dan Digitalisasi
"Jadi dalam rapat ini siapa, A atau B atau C yang mau
memimpin. Memang posisi duduknya kayak begini, ketua di tengah dan wakil-wakil
itu di kanan-kiri. Nah untuk menjaga persidangan berjalan dengan baik dan lancar
tentu saja yang memimpin rapat harus bisa mengatur jalannya persidangan dengan
baik dan benar," urainya.
Secara teknis, Puan pun merinci fungsi mikrofon saat
digunakan para anggota dan pemimpin dalam sebuah rapat atau persidangan. Setiap
mikrofon tak dapat digunakan secara berbarengan.
"Kalau di floor itu lagi bicara, di atas itu nggak bisa
ngomong. Karena itu otomatis. (Miknya) Jadi kalau ini bunyi, ini bunyi cuma
satu yang bisa ngomong. Dia kedip-kedip terus, dia nggak bisa. Nah karena
ngomong-ngomong terus, tentu saja sebagai pimpinan sidang, pimpinan sidang itu
harus mengatur pembicaraan. Supaya semuanya dapat waktu untuk bicara,"
ungkap Puan Maharani.
Puan mengatakan, sebelum ia mematikan mic anggota Fraksi
Partai Demokrat tersebut dirinya dan pemimpin rapat sudah memberikan kesempatan
untuk anggota F-PD itu berbicara.
"Nah kebetulan teknisnya itu, yang mengatur bisa
berhenti atau tidaknya orang berbicara atau di-mute atau tidak itu hanya yang
di meja depan (para pemimpin dan wakil sidang), yang di tengah.
Nah sementara waktu kejadian yang heboh itu, yang mimpin itu
sebenarnya sebelah kanan saya, tapi saat yang bersangkutan mau bicara tapi
nggak bisa bicara, karena di floor pencet mik terus jadi di sana (meja pimpinan
sidang miknya mati)," terang Puan.
Puan Maharani mengatakan, mematikan mik saat anggota Fraksi
Partai Demokrat berbicara itu bukan disengaja.
"Akhirnya kemudian pimpinan sidang meminta kepada saya
untuk mengatur jalannya persidangan supaya dia bisa berbicara bisa nggak
dimatiin. Ya saya kemudian mematikan mic tersebut. Karena kan waktu itu
sebenarnya sudah diberikan kesempatan untuk berbicara tapi ingin berbicara lagi
berbicara lagi," tukas Puan. [qnt]