Selain itu, dia juga meminta pemerintah mengevaluasi ketersediaan dan kesesuaian lapangan kerja dengan profil keterampilan para pencari kerja. Jika mismatch terlalu tinggi, katanya, pemerintah perlu memperbanyak pelatihan vokasional, dan bimbingan karier.
"Dengan angka pengangguran yang masih tinggi dan keresahan sosial yang mulai terlihat dalam bentuk kericuhan seperti ini, job fair ke depan tidak boleh lagi menjadi simbol kepanikan kolektif," kata Nurhadi.
Baca Juga:
Upaya Turunkan Tingkat Pengangguran, Pemkot Bekasi Buka Job Fair II 2024
"Job fair harus menjadi jalan keluar nyata menuju pekerjaan yang layak, aman, dan bermartabat. Bukan cuma seremonial," imbuhnya.
Sementara, Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang mengatakan kepadatan job fair di daerahnya merupakan imbas dari tingginya animo masyarakat. Job fair kerja pertama itu membuka 2.000 lebih lowongan pekerjaan, namun pencari kerja yang datang mencapai lebih dari 25.000 orang.
Dia mengungkap bursa lowongan pekerjaan ini merupakan bagian dari program prioritas 100 hari kerja dengan fokus utama pada upaya menekan angka pengangguran di wilayah Kabupaten Bekasi.
Baca Juga:
Pelestarian Kain Tenun, Disdikbud Sultra Gelar Job Fair di Kendari
"Artinya ke depan kita harus membuka bursa lowongan pekerjaan berikutnya dengan kapasitas lebih dari 2.000 lowongan pekerjaan," kata Ade di lokasi.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.